Ngaji Hikam Bab Zikir (1)

Di dalam kitab Nashoihul Ibad diterangkan bahwa sebagian ahli hikmah mengatakan: 

ثلاثة أشياء تفرج الغصص : ذكر الله تعالى ولقاء أولياء و وكلام الحكماء 

Artinya: "Ada tiga perkara yang dapat menghilangkan kesusahan yaitu (1) zikir (mengingat) kepada Allah Swt, (2) bertemu atau sowan kepada para wali-Nya Allah dan, (3) memperhatikan perkataan hukama."

1- Zikir Kepada Allah

Pengertian zikir secara bahasa  adalah ingat yakni ingat kepada Allah. Namun zikir dalam pernyataan tersebut dapat diartikan secara umum. Zikir umumnya dipahami dengan wiridan yang menghadap ke kiblat dengan disertai bacaan zikir seperti tasbih dan istigfar. Akan tetapi sebenarnya para ulama membagi zikir dengan 3 macam yaitu :

1) Zikir bil Lisan yaitu zikir dengan lisan. Yaitu ketika lisan kita mengucap kalimat-kalimat zikir seperti tahlil, tasbih,  istigfar dan sebagainya.

2) Zikir bil Jinan atau zikir dengan hati.  Zikir jenis kedua ini lebih berat dan dapat dilakukan dimanapun. Baik di kendaraan. Di masjid atau dalam majelis-majelis. Profesor Quraish Shihah pernah menjelakan bahwa zikir yang sempurna adalh zikir yang disebut dengan lisan dan diingat dalam hati. Akan tetapi dari kita adalah sebaliknya, lisan berzikir tapi hati tidak ingat kepada Allah. 

3) Zikir bil Arkan yaitu zikir dengan anggota tubuh. Artinya ingat kepada Allah dengan menyertakan anggota tubuh kita. Zikir yang tampak pada perbuatan anggota badan. Contoh sederhana ketika kita sedang berjalan kaki kemudian tersandung batu. Lisannya kemudian reflek berzikir mengucap istirja' atau melisankan istigfar. Maka hal tersebut termasuk zikir dengan anggota badan. 

Profesor Quroish Shihab juga menerangkan bahwa segala sesuatu yang dikaitkan kepada Allah, maka hal itu termasuk zikir. Keterangan ini sesuai dengan penjelasan dalam kitab bahwa zikir bil arkan adalah ingatnya anggota tubuh kita kepada Allah Swt. Dalam keterangan lain dijelaskan bahwa ketika kita di meja makan. Dan di sana ada makanan yang haram yang tidak layak dimakan. Lalu kita sadar bahwa makanan tersebut haram untuk dimakan, sehingga tidak kita makan. Maka perbuatan itu juga disebut zikir bil arkan. Anggota tubuh kita ingat bahwa itu adalah haram sehingga tidak dimakan.  

Contoh lain ada anak pondok masuk kamar yang sepi. Di lemari temannya ada uang. Kebetulan saat itu terbuka dan tidak dikunci. Ketika uang mau diambil, santri itu ingat bahwa mengambil uang milik temannya adalah haram karena mencuri. Sehingga dia urung mengambil uang tersebut. Hal yang seperti ini juga termasuk zikir bil arkan. Karena zikirnya santri itu tercegah dari yang haram dan maksiat. 

Dalam Alquran diceritakan tentang kisah Nabi Yusuf sebagai sosok yang rupawan sampai ketampanannya disukai oleh isteri Pembesar Mesir. Nabi Yusuf kemudian diinginkan untuk menodai isteri pembesar kerajaan tersebut. Tapi Nabi Yusuf tidak mau dan menghindar. Apa yang dilakukan Nabi Yusuf ini adalah zikir bil arkan. Yaitu zikir yang bisa menghindarkan dirinya dari maksiat. Karena Nabi Yusuf ingat bahwa itu adalah larangan Allah.  Orang yang zikir kepada Allah baik lisan, hati, dan anggota tubuhnya maka orang tersebut masuk dalam ayat:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ 

Artinya : "Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi..." 

Rasulullah telah membimbing dan menuntun kita dalam setiap aktivitas untuk zikir bil lisan dan zikir bil arkan. Hal ini karena setiap aktivitas mulai dari akan tidur, bangun tidur, sampai ketika suami dan isteri akan kumpul saja, ada doa nya. Dan Nabi selalu mengajarkan doa yang didalamnya ada zikir Allah-nya. Sehingga aktivitas kita tidak lepas dari zikir bil lisan dan zikir bil arkan. Bahkan masuk dan keluar kamar mandi. Semua aktivitas kita dituntun untuk zikir. Dengan adanya zikir dalam semua pekerjaan, sebenarnya kita telah didik Nabi menjadi hamba yang Ulil Albab karena dalam ayat di atas bunyi  sebelumnya adalah:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

Artinya : "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal". 

Jika ada orang yang lisan, hati, dan anggota badannya sudah bisa berzikir mereka lah orang yang dimaknai sebagai orang yang telah wushul kepada Allah. Sebab mereka telah mampu menggunakan seluruh anggota tubuhnya untuk mengingat Allah Swt. Sampai dalam satu hadist qudsy Allah berfirman: 

انا مع من ذكرني

Artinya : "Aku bersama orang yang selalu ingaf kepadaku". 

Arti dari Allah bersama orang yang berzikir adalah orang yang berzikir akan selalu dibersamai oleh rahmad, barokah, dan fadhol dari Allah. Ketika melihat keterangan ini saya ingat dulu ketika masih mondok di Al-Muhibin sekitar tahun 1993-1994. Abah Kiai Djamaluddin Ahmad saat itu ngutus anak-anak kelas akhir untuk sowan kepada Mbah Yai Djalil Tulungagung. 

Waktu itu saya baru kelas 2 Mualimin karena sebelumnya saya dari aliyah 1 tahun dan pindah ke Mualimin. Sehingga teman-teman saya yang Aliyah sudah kelas 3. Saat itu saya ikut sowan ke Kiai Djalil. Saat sowan kami sampai di PETA Tulungagung jam 22.00 WIB dan ditemui beliau jam 11.00-an sampai jam 02.00 WIB. Beliau ketika itu dawuh, "Bocah-bocah santri, Kiai-nya ini diberi anugerah oleh Allah semua anggota tubuh bisa zikir kepada Allah Swt". 

Arti dawuh tersebut bahwa seluruh anggota tubuh Mbah Yai Djalil bisa reflek berzikir kepada Allah. Sampai jari beliau  terlihat bergerak-gerak zikir. Artinya  Beliau sudah mampu menggabungkan 3 jenis zikir yaitu zikir lisan, zikir hati, dan zikir anggota tubuh.  

Sekarang kita melihat banyak orang dan banyak faham aqidah yang di luar Ahli Sunah wal Jamaah an-Nahdliyah yang tidak begitu mau berzikir. Menghadapi fenomena itu kita harus ingat satu hadist  Nabi Muhammad melalui Anas bin Malik bahwa : 

قال النبي الله صلى الله عليه وسلم: ذِكْرُ الله علَمُ الإيمانِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ وَحِصْنٌ مِنَ الشِّيْطَانِ 

Artinya : "Zikir kepada Allah itu tandanya iman, bebas dari sifat munafik, dan benteng dari setan".

Apabila seseorang sudah mampu zikir bil arkan maka zikirnya mampu mecegah dia dari perbuatan dosa dan sesuai dengan hadist Nabi tersebut. Syekh Syarqawi dalam syarah Hikam menjelaskan bahwa jangan sampai kita meninggalkan zikir. Karena orang yang meninggalkan zikir menjadi jauh dari Allah. Baik jauh secara hati dan jauh secara lisan. 

Walaupun belum bisa bareng antara hati dan lisan berzikir minimal lisan kita telah mampu menyebut nama Allah. Karena itu dapat menjadikan dekat kepada Allah sebab lisannya berzikir kepada Allah. Oleh karena itu Syekh Syarqawi menutup keterangannya dengan pernyataan, "Tetaplah berzikir kepada Allah dengan lisanmu sekalipun hatimu lalai kepada Allah ditengah-tengah zikir". Di dalam Alquran ada keterangan yang sering kita sebut dalam tahlil yaitu:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya : "Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram".

Di dalam kitab Tafsir Qurtubi dijelaskan bahwa ayat tersebut pada lafadz qulub yang dimaksud hati adalah hati orang mukmin. Sedangkan zikir kepada Allah diartikan dengan 3 pengertian yaitu (1) Zikir yang artinya taat kepada Allah dan (2) Zikir berarti mendapat pahala dari Allah. Pengertian Al-Qurtubi yang kedua ini sesuai dengan keterangan sebagian Sahabat bahwa:  

من قال لا إله إلا اللَّه من قلبه خالصا ومدّها بالتعظيم كفر اللَّه عنه أربعة آلاف ذنب 

Artinya : "Barangsiapa yang membaca La Ilaha Ila Allah dengan hatinya yang murni dengan dipanjangkan disertai mengagungkan lafadz tersebut Allah akan menghapus 4000 dosa". 

Semua ibadah harus disandarkan dengan keikhlasan. Jika dia mampu menunaikan syarat membaca lafadz La Ilaha Ila Allah dengan hati yang murni dengan dipanjangkan dan disertai mengagungkan lafadz tersebut maka 4000 dosanya akan dihapus. Sedangkan apabila dosanya tidak sampai 4000 maka akan dibuat menghapus dosa keluarganya. Jika keluarganya tidak ada dosa sampai 4000 maka akan dilimpahkan kepada tetangganya. Dalam beberapa kitab dijelaskan tentang manfaat zikir ada 5 hal yaitu: 

وَاعْلَمْ أَنَّ فِي ذِكْرِ اللَّهِ تَعَالَى خَمْسَ خِصَالٍ مَحْمُودَةٍ: أَوَّلُهَا: أَنَّ فِيهِ رِضَا اللَّهِ تَعَالَى. وَالثَّانِي: أَنَّهُ يَزِيدُ فِي الْحِرْصِ عَلَى الطَّاعَاتِ. وَالثَّالِثُ: أَنَّ فِيهِ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ إِذَا كَانَ ذَاكِرًا لِلَّهِ تَعَالَى. وَالرَّابِعُ: أَنَّهُ فِيهِ رِقَّةُ الْقَلْبِ. وَالْخَامِسُ: أَنْ يَمْنَعَهُ مِنَ الْمَعَاصِي


1) Zikir dapat mendatangkan ridla Allah. Sesuai dengan hadist dan Alquran yaitu: 

انا مع من ذكرني

Artinya : "Aku bersama orang yang selalu ingaf kepadaku". 


فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ 

Artinya "Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu..." 

2) Zikir Dapat Mendorong semangat untuk taat kepada Allah Swt. Orang yang zikir dengan ikhlas akan selalu taat kepada Allah Swt.

3) Zikir Bisa Menjadi Benteng dari Setan. Orang yang sedang zikir ibarat orang yang memiliki rumah di dalam benteng. Sedangkan diuar benteng tersebut ada musuh-musuhnya. Ketika dia di rumah, maka  musuh tidak akan bisa masuk karena dia memiliki benteng yang kuat. 

4) Zikir Menjadi Melembutkan Hati. Dengan  zikir hati tidak menjadi keras. Diantara yang bisa melunakan hati dalam tafsir fadilah surat Yasin yaitu dengan menulis  di "lepek" lafadz "Yasin" dengan minyak Zafaron minimal 3 x. Setelah itu diberi air dan diminumkan. 

Saya pernah ditamui orang tua yang curhat anaknya nakal. Saya coba resep ini. Yaitu menulis lafadz yasin 5x saat itu. Kemudian diminumkan. Akhirnya si anak menjadi manut. 

5) Zikir bisa mencegah dari maksiat kepada Allah. Ada orang ahli ibadah yang  istiqomah. Tapi dia tidak kuat menghadapi godaan. Kenapa?. Karena diantara rumah dan Musholanya ada perempuan nakal yang menggoda untuk berzina. 

Sampai ia rela menabung agar bisa membayar si perempuan. Ketika sudah cukup tabungannya dan dibayarkan. Laki-laki itu diajak ke kamar. Saat menyentuh si perempuan nakal seluruh tubuh laki-laki ahli ibadah berkeringat dan bergetar gerogi. Sampai ada bisikan, "Apakah sekian tahun ibadahmu kepada Allah kan kamu rusak dengan perbuatanmu yang sekejab ini apakah kamu tidak menyesal?". 

Akhirnya dia tidak jadi berzina. Hal ini karena dia sudah mampu zikir bil arkan. Laki-laki itu mengucapkan kepada perempuannya, "Aku takut kepada Allah". Saking ikhlasnya sang laki-laki itu sampai keikhlasaanya berdampak kepada perempuan nakal yang akan dizinai. Sampai menjadikan perempuan nakal itu taubat dan berniat menjadikan laki-laki itu ssbagai Imam. 

Ketika bertemu kembali dengan perempuan yang pernah nakal. Si laki-laki menjerit dan mengatakan, "Allaah". Sampai wafat. Akhirnya perempuan itu menikah dengan saudaranya yang juga sholeh. Dan dari pernikahan itu lahir nabi-nabi Bani Israil. (*)


- Disarikan dari Ngaji Hikam Setiap Malam Selasa oleh KH. Saiful Hidayat, M.HI, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Asror Cangkringrandu Perak Jombang

1 komentar untuk "Ngaji Hikam Bab Zikir (1)"