5 Kriteria Mencari Guru

Imam Abdullah Alawi Al-Hadad dalam Nashoih Diniyah menyebutkan pernyataan Imam Ghazali : Jika ingin berteman, berguru, atau menikah perhatikanlah 5 hal yaitu :

1) Berakal, Berakal dalam hal ini seperti disebutkan dalam Alquran:

وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْٓ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

Artinya: "Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.”

Orang yang menghuni neraka merujuk pada ayat tersebut adalah orang yang tidak berakal. Para Ulama mengatakan orang yang tidak berakal adalah orang yang mendahulukan dunianya daripada akhiratnya. Mereka orang yang tidak berakal dalam riyawat lain adalah orang yang tidak beriman. Mbah Yai Djamal kalau ingin nikmat dunia pasti tidak membangun pondok. Melainkan semua tanahnya dijual. Dibelikan mobil dan lain-lain. Akan tetapi beliau korbankan semua karena yang penting adalah kehidupan akhirat daripada dunia.

2- Khusnul Khuluq
Yaitu berteman, berguru kepada orang yang memiliki akhlaq karena akhlaq adalah nilai manusia. Jika akhlaq baik kualitasnya baik. Siapapun kita jika tidak memiliki akhlaq maka tidak akan memiliki nilai di sisi Allah. Apa akhlaq itu?. Yaitu budi pekerti yang baik. Para ulama kemudian menjelaskan bahwa akhkaq bisa diwujudkan dengan banyak menebar senyum seperti Nabi.
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Pernah satu kali Nabi tidak menebar senyum oleh Allah langsung ditegur 1 surat yaitu Abasa wa Tawala. Orang yang hatinya bersih mudah tersenyum. Dan tersenyum dibagi menjadi 2 yaitu : senyum tashonuk (palsu) dan senyum thobiiyah (tabiat / karakter) karena akhlaq nya. Nabi Muhammad akhlaqnya adalah menyebar senyum kepada siapapun. Bahkan akhlaq nabi adalah kepada budak pun akhlaqnya mulia. Sehingga ketika diundang orang melarat beliau berangkat yang paling awal.
Akhlaqnya memiliki Kata-kata yang baik. Rasulullah selalu memilih kata-kata untuk mengajak bicara orang dengan kalimat yang baik. Ketika Beliau ditanya urusan ranjang yaitu kapan waktunya suami dan isteri mandi wajib?. Beliau memilih kalimat yang baik yaitu : Idza al-taqa al-khitanaini. Beliau tidak mau menyebut kemaluan laki-laki.
Rasulullah tidak pernah merendahkan kelompok manapun. Jika beliau mendengar sahabat atau kelompok yang melakukan sesuatu kejelekan, beliau hanya dawuh, "Ma bala al-aqwal". Kok ada kelompok yang seperti itu. Karena Beliau diutus tidak untuk menjadi pelaknat dan pencaci dsb.
Diantara contoh akhlaq Rasulullah yang ditiru para habaib dan kiai seperti yang disebutkan dalam Suban Abu Dawud bahwa satu saat Bilal adzan. Kemudian ada orang musrikin pengembala domba yang meniru adzan bilal yang ditujukan untuk domba-dombanya. Kemudian ada sahabat yang mendengar dan melaporkan kepada Rasulullah. Rasul kemudian memerintah Sayidina Ali untuk untuk memanggil orang musrikin tersebut.

Mereka ditanya, "Siapa diantara kalian yang meniru adzannya bilal?". Orang Musrikin tidak ada yang mengaku. Mereka takut disabet dengan pedangnya Umar dan Ali. Karena tidak ada yang mau mengaku maka satu per satu disuruh adzan. Sampai ketemu pelakunya yaitu Abu Mahdzurah. Nabi kemudian bertanya, "Kamu kah tadi yang adzan dangan suara yang merdu?".
Abu Mahdzurah kaget karena dipuji oleh Rasul. Padahal dia sudah ketakutan. Lalu Abu Mahdzurah diperintah untuk mendekat. Saat itu dia memakai Imamah dan diperintah untuk mencopot. Kemudian tangan Nabi diletakan ke kepalanya dan didoakan. Nabi berdoa: "Ya Allah berkahi Abu Mahdurah, berkahi suaranya, berkahi anakcucunya dan beri hidayah untuk masuk Islam". Ketika dilepas tangan Rasulullah. Abu Mahdzurah langsung bersyahadat masuk Islam karena melihat akhlaq nabi.

Setelah doa itu Abu Makhdzurah menjadi muadzin Masjidil Haram di Makah sampai meninggal. Dan anak cucunya, sampai 300 tahun semua muadzin di Masjidil Haram berkat doanya nabi. Sejak saat itu Abu Madzurah sampai mati tidak pernah potong rambut. Ketika ditanya rambutnya panjang mengapa tidak potong rambut?. Jawabanya adalah, "Akankah aku memotong rambut yang padanya ada bekas usapan kekasihku Muhammad, aku ingin usapan bekas Nabi Muhammad menemaniku sampai dalam kuburku". Abu Mahzurah tidak mau potong rambut karena paham barokah. Sampai ditiru oleh orang di Banjarmasin jika bertemu dengan Tuan Guru, mereka langsung mencopot kopyahnya minta untuk dipegang kepalanya oleh Tuan Guru.
Ketika saya di Hadral Maut pernah kedatangan Ayah Habib Qadir namanya Habib Baghir. Setiap sowan ulama kopyah saya dicopot dan dimintakan doa kepada ulama yang disowani. Mengapa demikian?. Karena kita mengaharap keberkahan orang sholeh ketika kita tidak bisa mendapat langsung keberkahan dari Baginda Rasulullah.
Dalam hidup nabi mengalami 2 keadaan yaitu khal al-Silmi (Sudah damai dan berkuasa) dan Khal al-harbi (Masih dalam peperangan). Pada masa damai beliau dengan orang Musrikin dakwah. Tapi ketika masih perang dengan orang Musrikin beliau tegas. Indonesia adalah Khalu Silmi. Tapi masalahnya hadist dan ayat khalatus kharbi dipakai di khalatus Silmi.
Mbah Kiai Djamal akhlaqnya luar biasa. Sampai beliau ketika ngaji selalu bawa buku dan bupen untuk dicatat ceramahnya. Padahal beliau adalah kiai yang alim. Sampai saya kalau diundang ngaji Kiai Djamal, pasti saya Murojaah. Jangan sampai Fawaidnya terulang. Karena semua ditulis oleh Beliau.
4- Mencari Teman yang Sholah
Berteman dengan orang yang punya sifat Sholah. Orang yang disebut sholeh. Mereka memiliki hati yang Baik. Amalnya baik. Ibadahnya baik dan tidak doyan maksiat. Jangan cari guru, isteri, dan teman yang suka maksiat karena perangai menular.
الصاحب ساحب و الطبعية سراقة
Teman menarik atau menularkan sifatnya. Dan watak akan mencuri atau dicuri. Sampai ada ulama ketika menyampaikan dawuh ini ada satu santrinya tidak percaya. lalu dia tidur di Kandang sapi selama 40 hari. Setelah itu sowan kepada kiainya dan berkata bahwa tabiat sapi tidak mempengaruhinya. Kiainya kemudian menyuguhi teh, tiba-tiba ada lalat lewat dan tanpa sadar ia mengusir lalat itu dengan lidahnya seprti seekor sapi. Setiap kita berkumpul dengan seseorang pasti tanpa kita sadari ada thobiah atau watak kita yang dicuri. Oleh karena itu bertemanlah dengan orang yang sholeh dan jangan berteman dengan orang yang ahli maksiat.

4- Jangan cari teman yang gila harta.
Jangan berteman dengan orang yang gila harta karena orang yang gila harta ambisi. Mereka buta dan tuli untuk mendapat harta sehingga yang haram diterjang. Bahkan yang syirik pun dilakukan. Kata Imam Alawi al-Hadad
وحب دنيا ذميمه من كل خير عقيمه فيها البلايا مقيمه

Artinya : "Orang yang cinta dunia dari semua terputus itulah baliyah yang menetap"

Saya pernah bertemu dengan orang kaya yang punya pabrik makan. Cerita kalau berhasil gara-gara di gunug kawi. Tidak lama kemudian bangkrut dan miskin. Jika ingin harta lakukanlah yang diperintah dan dibolehkan syariat untuk rezeki lancar seperti sholat dhuha. Baca waqiah dsb.

5- Jangan berteman dengan orang yang Berbohong
Rasulullah menjelaskan orang mukmin bisa melalukan apapun kecuali berbohong.

يطبع لكل المؤمن كل خلق إلا الكذب و الخيانة

Artinya : Orang mukmin bisa melakukan maksiat macam-macam kecuali berbohong dan khiyanat
Sampai dikatakan oleh Ustad Umar Baroja di dalam Ahlaqul Banin :

رايت الزاني يتوب ورايت شارب الخمر يتوب وما رايت كذبا يتوب

Artinya : "Aku melihat pezina kemudian bertaubat, aku juga melihat peminum khomr bertaubat. Akan tetap aku belum pernah melihat pembohong yang bertaubat". Berbohong lebih parah dari segala penyakit tersebut. Oleh karena itu kita berharap pemimpin kita dihindarkan dari penyakit tersebut. (*)

- Disarikan dari Ngaji Haul Ibu Nyai Churriyah Fattah Ke-23 di Halaman Madrasah Al-Anwar Cangkringrandu Perak Jombang.

Posting Komentar untuk "5 Kriteria Mencari Guru"