Khutbah : Bahaya Amal tanpa Ilmu

 Khutbah Pertama

اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: ياَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ وقَالَ ايضا يَرۡفَعِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ ۙ وَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Kewajiban kita sebagai seorang mukmin adalah untuk beribadah kepada Allah sebagaimana firman-Nya :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya : “Tidak lah diciptakan manusia dan jin kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah”.

Namun ibadah seorang mukmin tidak akan bisa sempurna kecuali ibadah tersebut didasari dengan ilmu agama. Oleh karena itu mencari imu agama hukumnya adalah wajib ain bagi setiap orang Islam serta tidak pandang usia. Tua, muda, kecil, besar, semua masih berkewajiban untuk mengaji ilmu agama tanpa Batasan usia.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Disebutkan dalam kitab Mukhtarul Hadist halaman sembilan bahwa Nabi dawuh :

 اِذَا اَرَادَ اللّٰهُ بِعَبْدِه خَيْرًا فَقَّهَهُ فِى الدِّيْنِ وَزَهَّدَهُ فِى الدُّنْيَا وَبَصَّرَهُ عُيُوْبَهُ

Artinya : “Jika Alloh ingin menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia akan  memahamkan agama dan membuatnya berzuhud terhadap dunia, lalu Dia memperlihatkan kepadanya aib-aib dirinya sendiri”.

Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa tanda seorang akan dijadikan orang yang baik adalah dia akan dipahamkan dengan ilmu agama.

Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita agar paham ilmu agama?. Jawabannya adalah bi ta’lim wa ta’alum. Yaitu dengan belajar dan mengaji kepada dan ulama. Imam Syafii berkata :

تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُولَدُ عَالِمًا

Artinya : “Mengajilah ilmu agama karena tidak ada satu orang pun yang dilahirkan dalam keadaan alim dan berilmu”.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Orang yang mau mengaji walaupun umurnya sudah tua karena ia merasa bekal ilmu ibadahnya belum cukup serta hanya untuk mencari ridla Allah, merekalah orang-orang pilihan yang akan masuk dalam kategori sebagai orang yang dikehendaki Allah menjadi orang baik.  Sebagaimana hadist :

اِذَا اَرَادَ اللّٰهُ بِعَبْدِه خَيْرًا فَقَّهَهُ فِى الدِّيْنِ

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Mengapa kita harus ngaji ilmu agama walaupun umur kita sudah tua?. Karena Setidaknya ada 2 bahaya apabila kita beramal dan beribadah tanpa didasari dengan ilmu :

1) Pertama dikhawatirkan ibadah yang kita lakukan tidak akan sah. Hal ini sesuai dengan dawuh dalam kitab Tanbihul Ghofilin karya Abu Laits al-Samarqadi bahwa agar amal dapat selamat syarat pertamanya adalah orang yang beramal harus berilmu.

Ketika Ingin beramal sholat maka harus mengetahui ilmunya sholat, syarat wajibnya, syarat sahnya, rukun-rukunnya sholat, sampai pada sunah-sunahnya serta perkara-perkara yang dapat membatalkan sholat. Tanpa mengetahui itu dikhawatirkan sholat seseorang tidak sah.  

(2) Bahaya kedua Amal yang tanpa ilmu adalah dikhawatirkan amal tersebut tidak akan diterima oleh Allah sebagaimana syair  Ibnu Ruslan dalam muqadimah kitab Zubad :

ﻭﻛﻞ ﻣﻦ ﺑﻐﻴﺮ ﻋﻠﻢ ﻳﻌﻤﻞ ... ﺃﻋﻤﺎﻟﻪ ﻣﺮﺩﻭﺩﺓ ﻻ ﺗﻘﺒﻞ

Artinya : Siapapun yang beramal tanpa disertai ilmu maka amalnya akan tertolak lagi tidak diterima.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Dalam kitab tuhfatul makiyah yang juga dikutip dalam kitab risalah al-Muawanah, Diceritakan sebuah kisah tentang seorang ahli ibadah yang membeli seekor keledai betina. Keledai itu tidak pernah di pekerjakan sama sekali. Bahkan dia merawat kedelai itu seperti seorang wanita.

Ketika dia di tanya, mengapa engkau tidak pernah mempekerjakan keledaimu?. Si ahli ibadah dengan bangga berkata, “Aku merawat keledai ini untuk aku gauli dan untuk menjaga kelaminku dari berbuat zina”.

Ahli ibadah yang tidak pernah ngaji ilmu agama ini tidak paham bahwa menggauli Binatang juga termasuk perkara yang haram.

Orang yang tidak belajar ilmu pasti tidak akan bisa melaksankan hukum ibadah dengan baik, sehingga ia tidak mampu melaksanakan hak-hak ibadah. Oleh karna itu, mengaji ilmu agama walaupun umur kita sudah tua adalah jalan agar ibadah kita sah dan selamat serta diterima Allah.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Imam Ghazali dalam Ihkya Ulumudin berkata orang laki-laki jenisnya ada empat yaitu:


الرجال أربعة، رجل يدري ويدري أنه يدري فذلك عالم فاتبعوه، ورجل يدري ولا يدري أنه يدري فذلك نائم، ورجل لا يدري ويدري انه لا يدري فذلك مسترشد، ورجل لا يدري ولا يدري أنه لا يدري فذلك جاهل

Pertama seseorang yang berilmu, dan dia paham kalau dirinya adalah orang yang berilmu. Merekalah orang alim, maka ikutilah mereka.

Kedua adalah seseorang yang berilmu, tapi dia tidak tahu kalau dirinya alim. Orang yang demikian ibarat orang yang sedang tidur.

Ketiga adalah Seseorang yang tidak berilmu, dan dia sadar bahwa dirinya tidak berilmu. Orang yang demikian adalah orang yang butuh bimbingan.

Keempat adalah seseorang yang tidak berilmu, dan dia sendiri tidak tahu kalau dia  tidak berilmu. Mereka adalah orang-orang bodoh lagi jahil.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Kebanyakan dari kita adalah golongan orang yang ketiga yaitu orang yang tidak berilmu, dan kita sadar bahwa kita tidak berilmu. Sehingga kewajiban kita adalah mencari ilmu dengan mengaji.

Jangan sampai kita menjadi golongan keempat yaitu orang yang tidak berilmu, tapi dia dia sendiri tidak tahu kalau dirinya tidak berilmu sehingga kita masuk dalam kategori oran-orang bodoh. Naydzubillah. 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 



الخُطْبَةُ الثَّانيةُ

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Posting Komentar untuk "Khutbah : Bahaya Amal tanpa Ilmu"