Ngaji Hikam Bab Mahabah (5-Habis)
Pada pembahasan yang yang
sebelumnya telah diterangkan tentang Mahabatul Abdi lillahi Ta'allaa
atau cinta seorang hamba kepada Tuhannya ; Allah. Diterangkan juga bahwa ada jenis
Mahabah yang menimbulkan Syauq atau rindu. Mahabah yang menimbulkan Unsu
atau rasa tenang dan ada Mahabah yang menimbulkan Ridla bi Khukmillah yang
berarti rela dengan keputusan-keputusan Allah. Pada pembahasan ini akan
diterangkan tentang MahabatuAllah lil Abdi atau cinta Allah kepada
hamba. Dalam beberapa ayat dijelaskan ayat tentang mahabah Allah kepada
hambanya seperti dalam Surat Al-Maidah Ayat 5 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ
دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ
عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ
مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya : Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya,
maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin,
yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah,
dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia
Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas
(pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
إنّ الله يحب الذين يقتلون في سبيله صفّ
Artinya : Allah itu mencintai orang yang mau berperang
membela agama Allah dengan berbaris-baris.
إنّ الله يحبّ التّوّبين ويحبّ المتطهّرين
Artinya : Allah mencintai orang-orang yang suka bertaubat
dan orang yang senang bersih diri.
٤-
قال رسول الله : إنّ الله تعلى يعطى الدّ نيا
من يحبّ ومن لا يحبّ، ولا يعطى الإيمان إلاّ من أحبّ. [أخرجه الحاكم وصحّحه
البيهقيّ من حديث ابن مسعود]
Artinya : Sabdanya Rasulillah SAW
"Allah memberi dunia, harta, kedudukan, kepada orang yang disenangi maupun
orang yang tidak disenangi, tapi Iman hanya diberikan Allah kepada orang yang
disukaiNya.
٥-
قال رسول الله : من تواضع رفعه الله، ومن تكبّر
وضعه الله. ومن أكثر من ذكرالله أحبّه الله. [أخرجه ابن ماجة من حدث أبي سعيد/
ورواه أبو يعلى وأحمد، بهذه الزيادة] إحياء علوم الدين، جز : ٤، ص: ٣٤٠
Artinya ; Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang
tawadlu' diangkat derajatnya oleh Allah, Barangsiapa yang takabur direndahkan
derajatnya oleh Allah, barangsiapa yang memperbanyak dzikir kepada Allah akan
dicintai oleh Allah.
1.
Allah Mencintai Orang yang Berperang Membela Agama Allah
Di dalam surat Al Akhzab, Allah
berfirman :
مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ
عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُم مَّن قَضَىٰ نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا
بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
Diantara orang-orang mukmin itu
ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah dan
ada yang tidak menepati jani. Apa yang dimaksud janji dalam peryataan di atas?.
Yaitu Janji untuk berperang sampai nafas terakhir. Maka diantara mereka ada yang
gugur dan diantara mereka ada yang menunggu dan mereka sedikit pun tidak
merubah janjinya. Mereka adalah orang yang dicintai Allah. Yaitu orang yang
berperang demi agama Allah dengan berbaris-baris. Ada beberapa orang yang
" قَضَىٰ نَحْبَهُ", berperang
sampai gugur. Ini terjadi seperti pada Perang Uhud yang terjadi di sekitar
Gunung Uhud Madinah.
Kisah Para Syuhada’ yang Mencintai Allah
Pertama kisah tentang gugurnya
Anas bin An Nazdr yaitu paman dari Anas bin Malik. Anas bin An Nadzr dulu
ketika perang Badar tidak ikut perang. Akhirnya menyesal sehingga berjanji
ketika ada perang lagi ia akan berperang dengan luar biasa. Di dalam peperangan
Anas Bin An Nadzr bertemu Said bin Muadz dan berkata, "Ya Said bin Muadz,
aku mencium bau surga". Ternyata ketika perang Anas bin Nadzr gugur.
Setelah selesai perang tidak ada yang mengenali Anas bin Nadzr karena di dalam
tubuhnya ada luka sebanyak 87 luka. Orang-orang bertanya, ini jasadnya siapa?.
Akhirnya saudara perempuannya mengatakan, "Oh ini jasad kakak saya".
Orang-orang bertanya, "Darimana kamu tahu?”. Adiknya menjawab, "Saya
kenal dari jari-jarinnya". Saudara perempuannya tahu karena jari-jari Anas
bin an-Nadzr masih utuh dan mengenali kalau Itu adalah jasad dari Anas bin
Nadzr.
Kedua Asadullah atau macannya
Allah yaitu Hamzah bin Abdil Munthalib beliau adalah Paman Nabi yang merupakan
adik dari Ayah Nabi. Beliau dijuluki sebagai Asadullah karena ketika berperang
luar biasa. Ditombak oleh seorang budak bernama Wakhsi, tubuhnya dimutilasi sampai
perut dadanya dirobek kemudian jantungnya diambil oleh Hindun istri Abi Sufyan
lalu dikunyah-kunyah, karena dendam dan marahnya Hindun.
Ketiga Khandollah bin Abi Amir
beliau adalah orang yang luar biasa. Ketika ada panggilan perang, Khandzollah
bin Abi Amir sedang berhubungan intim dengan istrinya. Belum sempat mandi
jinabat, langsung mengenakan pakaian perang dan berangkat. Ditengah-tengah
perang gugur. Kemudian dilihat oleh Nabi Muhammad SAW, Khanzdollah bin Abi Amir
dimandikan oleh para malaikat. Lalu Nabi memerintahkan sahabat untuk bertanya
kepada istrinya. Kenapa Khandzallah ini dimandikan malaikat?. Kemudian istrinya
menjawab, "Karena ketika ada panggilan perang, Mas Khandzollah ini sedang
melakukan hubungan intim dengan saya, Beliau belum sempat mandi besar dan langsung
mengenakan pakaian perang untuk berangkat berperang, itulah sebabnya Khandzonah
dimandikan oleh Malaikat".
Yang ke empat adalah Mus'ab bin
Umair, dalam perang Uhud mendapat tugas membawa bendera. Begitu tangan kanannya
putus membawa bendera, kemudian dibawa dengan tangan kiri, ketika tangan
kirinya putus, kemudian benderanya digigit dengan mulut. Terus sampai gugur
dalam perang.
Sahabat yang kelima adalah Amr ibnu Jamuh. Beliau memiliki
empat anak laki-laki yang masih muda-muda dan kuat. Amr ibnu Jamuh adalah orang
yang pincang. Berdirinya tidak tegak. Berjalan sendiri saja sudah susah. Oleh
putra-putranya dilarang untuk ikut Perang Uhud. Karena orang seperti Amr Ibnu
Jamuh sudah gugur kewajiban perangnya karena fisiknya. Tapi Amr Ibnu Jamuh
tidak terima. Sowan kepada Nabi matur, "Ya Rasulullah, Anak-anakku
melarang aku pergi berperang, padahal aku ingin mati syahid?”. Kanjeng Nabi
dawuh, "Orang seperti kamu seharusnya sudah bebas dari kewajiban
berperang". Kemudian anak-anak Amr bin Jamuh dipanggil dan diberi tahu
Rasulullah, "Jangan kamu cegah dia (ayahmu), karena dia ingin mati
syahid". Akhirnya berperang dan gugur. Kemudian Nabi dawuh:
إشْهَدُ أَنَّ هَؤُلاءِ شُهَدَاءُ على اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ،
فَأْتُوهُمْ وَزُورُوهُمْ ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لا يُسَلِّمُ أَحَدٌ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلا رَدُّوا عَلَيْهِ" [رواه إبن حبان والحاكم
والبيهقيّ من حديث عبد الله بن زبير]
Artinya: Saksikan bahwasanya mereka-mereka itu besok akan
menjadi saksi di depan Allah pada hari Kiamat, oleh karena itu datanglah Kamu
sekalian kepada mereka, berziarahlah kepada mereka, demi dzat yang jiwa
Muhammad di tangannya, siapa saja mengucapkan salam kepada mereka sampai hari
kiamat pasti mereka menjawab salam tersebut.
Semua adalah Syuhada' Uhud yang
dimakamkan berbaris lima, dari jenazahnya Anas bin Nadzr, Hamzah bin Abi
Munthalib, Handzaroh bin Abi Amir, Musab bin Umair dan Amruk Ibnu Jamuh, semua
di makamkan di area yang dipagar. Itulah sebabnya kalau haji atau umrah
disunahkan ziarah ke Uhud karena hadist nabi, “Siapapun yang mengucapkan salam
kepada mereka pasti mereka menjawab sampai hari kiamat dengan
"Asalamualaikum ya suhada' Uhud". Mereka menjawab, "Wa alaikum
salam wa rahmatullahi wabarakatuh". Mereka adalah contoh orang yang
dicintai Allah karena Mereka berperang berbaris-baris.
2. Allah
Suka kepada Orang yang Taubat
Pada suatu hari Sayidina Umar RA,
sowan kepada Rasulillah SAW, ketika sowan Sayidina Umar menangis. Nabi kemudian
bertanya, "Apa sebabnya Kamu menangis wahai Umar?". Umar menjawab,
"Ya Rasulullah, aku menangis karena di luar ada seorang laki-laki yang
menangis". Nabi memerintah, "Panggilah dia, ajak dia masuk".
Ketika laki-laki itu masuk dan bertemu Rasulullah, kemudian ditanyai, "Hai,
orang laki-laki kenapa kamu menangis?”. Laki-laki itu menjawab, "Karena dosa
Ya Rasulullah". Nabi bertanya, "dosa apa?". Orang laki-laki itu menjawab,
"Saya malu!".
Nabi kemudian bertanya lagi, "Dosamu apakah lebih besar dari Arsy?". Laki-laki menjawab, "Masih besar dosa saya Ya Rasulullah". Nabi bertanya, "Apa dosamu lebih besar dari 7 lapis langit?". Laki-laki menjawab, "Masih besar dosa saya Ya Rasulullah". Nabi bertanya, "Apa dosamu lebih besar dari 7 lapis bumi". Laki-laki menjawab, "Masih besar dosa saya Ya Rasulullah". Nabi bertanya, "Apa dosamu lebih besar dari lautan sejagat?". Laki-laki itu menjawab, "Masih besar dosa saya Ya Rasulullah". Nabi melanjutkan pertanyaanya, "Apa dosamu lebih besar dari gunung-gunung sejagat?". Laki-laki itu menjawab, "Masih besar dosa saya Ya Rasulullah". Terakhir Nabi bertanya, "Kira-kira antara dosamu dengan pengampunan Allah lebih besar mana?". Laki-laki itu menjawab, "Kalau dibandingkan dengan pengampunan Allah Wahai Rasulullah, maka lebih besar pengampunan Allah".
Nabi kemudian memerintah orang
itu. “Sekarang katakanlah apa dosamu?”. Laki-laki itu matur, "Ya
Rasulluah, saya sudah 7 tahun menjadi pencuri kain kafan, setiap ada orang mati
dikubur, saya gali kuburnya dan kafannya saya ambil. Kalau jenazahnya
perempuan, tidak hanya saya curi kafannya tapi juga saya kumpuli
orangnya sampai ada putri sahabat Anshor yang masih gadis, malam-malam saya
gali kuburnya, kemudian saya angkat, sampai di atas kuburan. Saya ambil
kafannya. Setelah saya ambil kafannya, dia telanjang, saya tidak kuat Ya Rasul,
kemudian saya kumpuli. Setelah saya kumpuli ternyata jenazahnya bisa
bicara, ‘Hai orang laki-laki, kamu kok tidak kasihan denganku, aku ini sudah
disucikan oleh warga, kemudian kamu menjadikan aku junub, ketika aku berkumpul
dengan orang-orang yang meninggal aku dalam keadaan junub. Kamu apakah tidak
kasihan denganku?’. Aku ditutupi auratku dengan kafan, lalu kamu buat
telanjang. Apakah kamu tidak kasihan denganku’. Ya Rasulullah, setelah jenazah
ini bisa berbicara saya sadar bahwa perbuatan saya selama ini dosa”.
Kemudian oleh Nabi orang laki-laki itu diusir, dia lari ke
padang pasir dengan menangis, tidak makan, tidak minum, tidak tidur, hanya
menangis selama 40 hari dan taubat kepada Allah. Akhirnya Nabi ditegur oleh
Allah. Malaikat Jibril diutus, untuk menemui Nabi Muhammad. Ketika bertemu
Nabi, Malaikat Jibril menyampaikan pertanyaan dari Allah, “Apabila ada makhluk
wujud siapa yang membuat?”. Jika Nabi Muhammad menjawab, “Allah”. Kemudian
tanyalah, “Kalau ada makhluk hidup siapa yang menghidupkan?”. Kalau Nabi Muhammad
menjawab. “Allah”. Tanyalah, “Kalau makhluk itu makan siapa yang memberi rezeki?”.
Kalau Nabi Muhammad menjawab, “Allah”. Maka tanyalah, “Kalau ada makhluk bertaubat,
yang berhak menerima taubatnya siapa?”. Kalau Muhammad menjawab, “Allah”. Tanyalah,
“Kenapa orang yang berdosa itu diusir?”.
Kemudian Allah menegur Nabi Muhammad, “Ya Muhammad Kamu saya
(Allah) utus adalah sebagai Rohamtal lil Alamin. Supaya memberi syafaat kepada
orang yang berdosa. Sekarang bergembiralah dan temui orang itu karena orang itu
sudah aku ampuni dosanya”.
- إنّ الله يحبّ التّوّبين ويحبّ المتطهّرين
Sampai dikatakan orang yang mau
bertaubat adalah kekasih Allah. Dalam kitab yang berjudul Mafakhir al Aliyah, duterangkan
tentang tuntunan Taubatan Nasuha yaitu diperintah untuk puasa selama 3 hari.
Puasa hari Selasa, Rabu Kamis, itu namanya "Ayamul Bit" atau
hari-hari putih. Sebabnya apa?. Karena dahulu Nabi Adam ketika bersalah kepada
Allah diturunkan ke bumi. Nabi Adam bingung ke sana ke mari sampai tubuhnya
Menghitam. Akhirnya Nabi Adam bertaubat dengan tawasul kepada Nabi Muhammad
SAW. Kemudian Allah bertanya, "Adam, Kamu tawasul ke Muhammad tau
darimana?. Nabi Adam menjawab, "Ya Robby, ketika saya melihat tulisan di
tiang-tiang Ars, setiap kali ada nama Pajenengan pasti ada nama Muhammad, maka
saya yakin bahwa Panjenengan punya Kekasih namanya Muhammad". Allah
berkata, "Iya benar Adam, karena kamu bertawasul kepada Muhammad aku
ampuni kamu, tapi aku perintahkan kamu puasa 3 hari". Setelah Nabi Adam puasa
satu hari satu pertiga tubuhnya menjadi putih, puasa dua hari dua pertiga jadi
putih, sampai 3 hari seluruh tubuhnya jadi putih.
Seumpama hari pertama puasa
adalah hari selasa, nanti malam rabunya shalat taubat, puasanya diniati puasa
taubat. Ketika shalat Taubat, rakaat pertama membaca al kafirun dan al ikhlas.
Rakaat ke 2 al falq dan an-nas. Hanya dua rakaat. Setelah salam membaca :
١- أستغفرالله العظم ٧٠×
٢-سبحان الله ٧٠×
٣- الحمد الله ٧٠×
٤- لاإله إلاالله ٧٠×
٥- الله أكبر ٧٠×
Setelah membaca itu kemudian
sujud di dalam sujud meminta ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang dilakukan.
Pada hari rabu puasa lagi dengan niat puasa taubat. Lalu malam Kamis shalat
lagi sesuai dengan ketentuan di atas. Kamisnya puasa lagi dengan niat puasa
taubat. Malam Jumat shalat taubat lagi dengan ketentuan yang telah disebutkan.
Itu amalan Taubatan Nasuha, ada juga keniatan Taubatan Nasuha. Kalau Keniatan
dalam hati saja syaratnya ada 3 kalau ada hubungannya dengan Allah, (1)
Al-Nadzmu, Merasa menyesal atas dosa yang dilakukan, (2) Al-Iqla', dosa yang
dilakukan ditinggalkan, (3) Al-Azmu, punya niat yang kuat tidak mengulangi dosa
itu lagi.
As Syekh Sihabuddin bin Salamah
al Khulyubi, beliau bercerita dalam kitab An- Nawadzir, kasusnya adalah ada Raja
Kafir tapi punya perdana menteri yang muslim yang sholih. Seperti dulu di
Majapahit, rajanya masih beragama budha, punya patih bernama Gajah Mada atau
Empu Mada, kemudian punya lagi Nahkoda Laut bernama Empu Nala. Ada lagi yang
bernama Empu Maya, ketiganya adalah murid Ki Ageng Pacet Tulungagung. Empu Maya
diperintahkan oleh Kiainya Ki Ageng Pacet Tulungagung "mendito"
mengurusi toriqah di Banyu biru daerah Klaten jawa tengah.
Sedangkan Empu Mada dan Empu Nala
sudah digembleng jadi seorang Muslim yang sakti. Disuruh oleh Kiainya untuk
mendukung dan membela Majapahit dengan merahasiakan Islamnya. Di sana disebut
Gajahmada. Empu Nala menjadi Nahkoda laut. Kenapa kok diperintah mendukung
Majapahit?. Karena kekuatan Majapahit itu kebesarannya sampai ke Kerajaan
Campa. Nah, supaya majapahit di perkuat agar kekuatan kerajaan terpusat di
Majapahit. Agar nantinya ketika umat Islam termasuk Raden Patah, dan anak-anak
Brawijaya dari Ibu China yang telah masuk Islam agar menyerang hanya ke satu
arah yaitu Majapahit. Majapahit jatuh semuanya ikut jatuh. Yang menjadi
lapangan Peperangannya di Tunggorono. Ceritanya panjang baca saja kitabnya, "Akhwal
Musyawarah" yang ditulis Kiai Fadhal Senori.
Jadi yang ditulis oleh Syekh
Sihabudiin bin Salamah al-Khulyubi itu sepeti itu. Rajanya kafir tapi perdana
menterinya muslim dan shaleh. Perdana menteri itu menunggu waktu yang tepat
untuk menyampaikan maidhah kepada raja. Karena orang muslim berkewajiban
berdakwah. Suatu malam Raja mengajak Wazir (Perdana Menteri) untuk naik kuda untuk
berkeliling patroli. Akhirnya sampai di dekat gunung yang di atasnya ada nyala
api. Maka di dekati oleh keduanya. Ternyata ada rumah yang di depannya ada
nyala api.
Ternyata ada rumah yang rumahnya
ada rumah depan dan rumah belakang (coro nganjuk ada omah "bale" dan
omah mburi). Di rumah depan ada penari-penari, dan penyanyi yang membawa gitar
dan biola. Raja dan Wazir kemudian masuk di rumah belakang, mereka kaget,
karena di rumah belakang itu ada hamparan "babut" yang terbuat dari
kotoran sapi (jawa: teletong) yang diatata. Ada juga mahligai kursi yang juga
terbuat dari "teletong", dan ada raja yang duduk di atas kursi
teletong di depannya ada permaisuri yang melayani. Permaisuri menghormati Raja
layaknya Raja yang Agung, begitu juga Raja menghormati seolah permaisuri adalah
permaisuri yang agung.
Raja yang Kafir berbicara kepada
Wazir, "Kira-kira mereka berdua setiap hari melakukan ini". Menurut
Wazir inilah waktu yang tepat untuk menyampaikan Mauidlahnya. Kemudian Wazir
matur, "Ya Tuan, kami khawatir, tuan tertipu seperti dua orang ini
?". Raja bertanya, "Mana bisa?". Wazir menjawab,"sesungguhnya
kerajaanmu ini, bagi orang yang mampu melihat alam malakut itu seperti
"teletong", Bahbut permadani seperti yang kamu lihat, Mahligai yang
kamu duduki juga seperti yang kamu lihat".
Raja bilang, "Siapa orang
yang bisa melihat alam malakut?". Wazir menjawab "Yaitu orang-orang
yang mengatakan bahwa di sana ada kota, dimana di kota itu hanya ada
kegembiraan tidak ada kesusahan, dimana di sana hanya ada nur cahaya tidak ada
kegelapan, di sana hanya ada aman-damai tidak ada ketakutan". Raja bertanya,
"Kenapa kamu tidak dulu-dulu mengatkan ini?". Wazir menjawab
"Karena saya takut tuan tidak percaya". Kemudian Raja mengatakan,
"Kalau memang yang kau katakan benar, maka mari kita cari siang dan malam
kota itu". Raja berkata lagi, "Sekarang carilah bukti-bukti tentang
adanya kota itu". Wazir menjawab "Iya Tuan, saya pamit beberapa
hari". Akhirnya Wazir dapat petunjuk untuk menziarahi makam-makam leluhur
raja pendahulu, di sanalah ada batu nisan yang tertulis 4 bait syair yang
Artinya :
1. Apakah kamu buta tentang dunia, padahal kamu bisa
melihat?. Apakah kamu tidak mengerti apa isinya dunia padahal kamu orang yang
waspada.
2. Pagi-pagi kamu membangun dunia ini, seakan-akan kamu akan
hidup selamanya. Padahal besok kamu akan pergi meninggalkan apa yang kamu
bangun.
3. Kamu bangun bangunan yang indah dan tinggi, tapi tempat
tinggalmu besok hanya rumah kecil di dalam kubur.
4. Silakan kamu berbuat semaumu tapi ingat sesungguhnya
rumah orang mati adalah kubur.
Setelah tulisan itu dibaca, kemudian raja bertaubat dan
masuk Islam. Islamnya bagus, ibadahnya tambah baik, akhirnya wafat dalam
keadaan khusnul khotimah. Ini namanya Allah mencintai orang yang bertaubat dan
yang mau membersihkan diri. (*)
Posting Komentar untuk "Ngaji Hikam Bab Mahabah (5-Habis)"