Ngaji Hikam Bab Sabar (1)

Allah kalau menyukai hambanya dicoba dengan ujian sabar. Apabila sabar dan ridlo akan dipilih oleh Allah. Jika tidak sabar maka ujian itu merupakan siksaan yang dipercepat di dunia. Ada cerita tentang kisah kakak beradik. Yang satu di uji Allah tidak sabar dan akhirnya mati dengan tidak membawa Iman. Yang satu diuji Allah sabar. Yang tidak sabar bernama Bal'an bin Bakhura. Dan yang mampu bersabar bernama Lukman Hakim bin Bakhura. Bakhura adalah keponakan Nabi Ibrahim. Bakhura putra dari Nakhur. Sedangkan Nakhur adalah saudara nabi Ibrahim. 
 

Bal'an bin Bahkhura punya keistimewaan Ismu al-Adhom. Yaitu kalau berdoa pasti ijabah. Suatu ketika Bal'an dikenai coba dengan didatangi orang-orang kafir yang butuh dan minta didoakan. Sebab kedatangan orang kafir tersebut adalah karena daerahnya akan diserang oleh Nabi Musa dengan Kaum Israil yang muslim. Orang Kafir meminta doa kepada Bal'an, untuk mendoakan orang Kafir diberi kemenangan. Bal'an dipaksa, tapi tidak mau. Lalu dipaksa tapi tetap tidak mau. Akhirnya pemimpin Kafir sowan kepada Bal'an dengan membawa hadiah yang banyak. Tapi Bal'an tetap tidak menerima hadiah tersebut. Akhirnya semua kafir sowan kepada istri Bal'an. Istrinya dibawakan uang emas sebanyak 10 Bogor. Oleh istrinya hadiah tersebut diterima. Istrinya Bal'an kemudian merayu Bal'an untuk berdoa. Hasilnya Bal'an mau berdoa. Doanya singkat dan hanya satu kalimat. Ketika berdoa, Bal'an doanya terbalil yaitu "Kemenagan untuk Nabi Musa dan kekalahan untuk orang kafir". Doa itu kemudoan diluruskan oleh orang kafir dengan doa "kemenangan untuk orang Kafir dan Kekalahan untuk Nabi Musa. Ketika selesai berdoa lidah Bal'an ditarik oleh Malaikat sampai ke pusarnya yang menjadikan dia mati dalam keadaan tidak membawa iman.
 
Ujian itu macam-macam bisa lewat istri, anak-anak, fisik, dan harta. Ujian-ujian ini biasa kita hadapi, maka mari kita berdoa agar sabar dan ridla dalam mengahadapinya. Ada contoh yang diberikan cobaan dan mampu bersabar yaitu Lukman Hakim yang merupakan saudara dari Bal'an. Lukman kalau memanggil Nabi Ibrahim embah (kakek). Bukan Kakeh "cer" atau lurus secara nasab tapi kakek "iriingan" karena saudara dari Nakhur kakeknya.
 
Lukman Hakim, menurut bebrapa ahli tafsir dan para Imam, mulai diuji oleh Allah sebagai budak. Kulitnya hitam, berasal dari habasyah. Sahabat Jabir bin Abdillah menerangkan Bahwa Lukman Hakim itu fisiknya pendek, hidungnya "pesek" tidak mamcung, kulitnya hitam, dan punya otot-otot yang kuat serta bibirnya tebal. "Delamaan" atau telapak kakinya pecah-pecah. Itu menggambarkan bahwa Lukman memang secara fisik pantas sebagai budak.
 
Lukman diberi keutamaan hikmah, setiap tindakan dan ucapannya yang mengandung hikmah. Dianugrahi usia yang panjang yaitu 1.000 tahun, sampai "menangi" Nabi Daud. Kata-kata hikmahnya menjadikan gustinya/ Sayidnya terperanjat. Pernah suatu ketika Lukman di jual di pasar oleh Sayidnya. Setiap akan dibeli orang, orangnya ditanya oleh Lukman, "Kamu mau beli saya untuk apa?." Dijawab oleh yang akan membeli "untuk menggarap sawah". Lukman bilang "ojo aku ojo mbok tuku" atau "jangan kamu beli aku". Sampai ada seorang sayid yang mau membeli Lukman untuk menjaga pintu yang didalamnya ada anak-anak perempuannya. Lukman pun meng iyakan. 
 
Setelah di beli, Lukman disuruh untuk menjaga pintu. Sayidnya punya tiga putri yang "baliyatun/ wadon lacut" atau pelacur. Apabila juragannya Lukman akan pergi karena ada urusan ekonomi, sawah dan perusahaan. Lukman di pesan bahwa ketiga putrinya itu dikunci. Kuncinya di serahkan kepada Lukman. Semua kebutuhan putrinya sudah disiapkan di dalam. Jagalah mereka, dan kamu berada di balik pintu, di dalam rumah. Jangan perbolehkan mereka keluar. Setelah juragannya pergi, tiga anak gadis itu memaksa Lukman agar diizinkan keluar. Lukman tidak mau, sampai lukman dilukai sampai berdarah dan tiga anak gadis Sayidnya keluar rumah. Di negeri itu, banyak sekali anak laki-laki yang lacut. Sebelum ayahnya datang, tiga putrinya sudah kembali ke rumah. Lukman hanya diam, dan membersihkan darahnya. Sehingga majikannya menduga bahwa tida putrinya itu tidak keluar. 
 
Besoknya ketika majikannya keluar lagi, Lukman dilukai lagi. Terus begitu, berulang-ulang. Sampai tiga putri Sayidnya yang jadi pelacur itu sadar-sadar sendiri. Kenapa Lukman diam saja. Tidak sambat dan tetap ibadah. Akhirnya suatu ketika putri pertama taubat. Kemudian anak ke tiga juga berpikir, Lukaman ini bagaimana, di sakiti kok diam saja, tidak sambat, tidak matur ke bapaknya. Akhirnya putri ke tiga taubat. Kemudian diikuti yang tengah atau putri yang nomor dua taubat. Akhirnya semua menjadi taubat.
Setelah tiga putri majikannya taubat, dan terkenal di negeri yang dikenal dengan orang-orang lacutnya itu, semua penduduknya kemudian taubat karena kesabaran Lukman Hakim.
 
 
Imam Khalid ar-Ruba'i bercerita bahwa juragan Lukmam pernah memasrahkan mendo (kambing) untuk disembelih. Dagingnya dibagi-bagikan, dan meminta sayidnya meminta dua potong daging yang paling bagus dan yang paling enak. Kemudian oleh Lukman, majikannya diberikan dua potong. Satu bagian lidah dan yang kedua bagian hati. Ini dua potong yang paling bagus. Suatu saat Lukman dipasrahi kambing lagi oleh Sayidnya. Tapi kali ini Sayid meminta dua potong bagian yang paling tidak enak. Dan yang paling buruk. Akhirnya Sayidnya diberikan lidah dan hati. Lalu Sayidnya bilang "Lukman iki piye, aku minta bagian paling bagus diberi lidah dan hati, lalu meminta bagian paling buruk juga diberi lidah dan hati lagi."
 
Lukman kemudian matur kepada Sayidnya "Nyuwun sewu gusti, kalau lidah itu baik, hati itu juga baik, atau kalau hatinya baik pasti lidahnya juga baik. Sebaliknya Gusti, kalau lidahnya jelek, hatinya juga jelek, begitu juga hati, kalau hatinya jelek lidahnya juga jelek". Karena kata-kata itu Lukman diberi semua harta dari Sayidnya. Oleh Lukman harta itu diterima dan digunakan untuk modal bekerja. Akhirnya Lukman menjadi kaya. Ketika menjadi kaya pun, merupakan ujian bagi Lukman. Setelah kaya raya Lukman didatangi teman-temannya untuk berhutang. Teman-temannya tinggal menyebut nominalnya berapapun. Ada yang 1000 dinar setara dengan 2 Miliyar. Ada yang 2000 Dinar setara 4 Miliyar. Dan ada yang 3000 Dinar setara dengan 6 Miliyar. 
 
Ketika memberi hutang Lukman tidak mengharuskan jaminan (Rohn) juga tidak memakai jaminan orang untuk menanggung (khamil). Hanya ditanya secara administratif dan dicatat. seperti namamu siapa?. Alamatnya dimana?. Lalu orang yang hutang ditanya "kamu menerima hutang dari saya mau enggak menerima dengan "bi amanatillah?". Singkat cerita akhirnya orang-orang yang menghutang tadi membayar. 
 
Berita sifat baiknya Lukman ini terdengar oleh perampok yang rumahnya berada di tepi laut. Dengan niat akan meminjam sebanyak-banyaknya. Perampok berkata "Lukman saya mendengar sifat baikmu, aku adalah laki-laki yang tinggal di tepi laut, aku mau pinjam uang". Lukman menjawab "Iya, tapi aku tulis dulu namamu, alamatmu dan jumlah hutangmu, serta kamu terima dengan bi amanatillah". Akhirnya perampok ini pergi dengan membawa banyak sekali harta dari Lukmam. 
 
Suatu ketika Ibnu Lukman atau anak dari Lukman yang bernama Sarron, izin kepada Lukman untuk hijrah. Diizini oleh Lukman, dan diberi waktu untuk bersiap-siap. "Setelah siap menghadaplah kepadaku" kata Lukmam. Setelah siap Saron menghadap Ayahnya. Lukman dawuh "Wahai anakku nanti kamu akan menempuh padang pasir yang luas, berjalanlah dengan cepat, dalam perjalanan itu ada pohon yang rindang, dan di bawahnya ada mata air. Pesanku jangan berhenti. Aku doakan semoga kamu diberi keselamatan dari pohon itu. Kamu juga akan melelewati perkampungan Bani Fulan. Di situ ada teman Bapak, yang dekat, dann dia kenal kalau kamu anak dari Lukman. Kamu akan dihormati, dan akan ditawari gadis cantik, punya nasab, dan banyak harta. Pesanku semoga kamu selamat dari wanita itu. Berhati-hatilah. 
 
Lalu kamu juga akan sampai di tepi laut, akan sampai pada orang yang hutang kepadaku. Tagihlah hutangnya, tapi setelah selesai pulanglah, dan jangan menginap. Langsunglah kembali. Owh ya Ada lagi satu, kalau kamu bertemu orang tua yang ingin menemani kamu, jangan "nulayani" Perintahnya. Lakukan dan taatilah. Ternyata benar ketika Saron melewati padang pasir, ada pohon rindang, dibawahnya ada orang tua, dan memintanya untuk berhenti. Saron tidak mau berhenti karena pesan bapak tidak boleh berhenti. Lalu orang tua itu bilang "Wa Allahi, berhentilah". Lalu Saron ingat pesan ayahnya agar tidak nulayani orang tua yang ingin meneamninya. 
 
Oleh orang tua itu, Saron diperintah untuk tidur, tiba-tiba ada ular dari pohon itu yang menjatuhinya dan akan mematuknya. Lalu orang tua mengambil ular tersebut dengan menyisakan kepalanya. Lalu sampailah  Saron dan Orang Tua yang menemaninya ke desa yang ada teman Bapaknya. Sampai di situ Saron dihormati bersama orang tua tadi. Lalu malamnya ada orang yang menghadap Saron dan menawarkan wanita. Kalau kamu mau, nikahilah. Orang tua yang menemaninya bertanya, kamu ditawari apa?. Lalu Saron bilang. Aku ditawari nikah. Kamu bagaimana?. Tidak. Lalu orang tua itu bilang "Nak, tak sumpahi kamu nikahilah dia". Saron ingat pesan bapak agar tidak nulayani orang tua. 
 
Sebelum dipertemukan. Temannya bapak itu bilang. Kamu kok mau nikah dengan orang perempuan itu?. Dia menikah sudah 9 kali. Dan suami-suaminya mati di tempat tidur. Kalau dinikahi, nanti yang mengantar menunggu disekeliling rumah. Kalau ada yang berteriak berarti suaminya mati. Akhirnya Saron susah. Orang tua itu tanya, Kenapa kamu diam?. Terus dia matur tentang perempuan itu. Orang tua berkata "Nanti kalau kamu bertemu istrimu, jangan dikumpuli dulu, pamito bojomu, aku ape menemui temanku".
 
Setelah Saron keluar menemui orang tua, Nak aku golekno angklo, kebekono areng terus obongen, sampek dadi mowo. Akhirnya diberikan ke orang tua itu. Terus orang tua itu mengeluarkan kepala ular yang nesar yang dibawa dari pohon tadi. Bawalah angklo itu dan letakan di bawah istrimu dengan posisi '"megagah", taruhlah di bawah bojomu dengan "begagah" terus tunggulah, sampai jadi abu. Terus bawa ke sini lagi. Terus Saron dikasih tau oleh oran tua tadi bahwa di dalam vagina anak perempuan itu, ada ular kecil-kecil yang berbisa. Ular kecil-kecil tadi jatuh ke angklo. Itulah yang membunuh 9 suaminya. Lalu Saron kembali ke Istrinya dan dikumpuli sampai perasaan bahagia. 
 
Setelah itu Ibnu Lukman berpamitan dengan perempuan itu, lalu ditanya kemana kamu pergi, ke tepi laut untuk menagih hutang. Setalah bertemu dengan orang yang berhutang, Saron mau pamit tapi ditanya oleh orang tua. Mau kemana?. Mau pamit, terus disumpah oleh orang tua. Ojok balik. Oleh si Maling Saron dan orang tua disiapi tempat tidur bersama anaknya. Saron tidur tapi orang tua tidak tidur. Tengah malam laut pasang. Dan ibnu lukman dibanngunkan oleh orang tua untuk pondah agar tidak diterpa pasang laut dan hilang. Sampai pagi, maling nya bilang terus terang karena anaknya mati sebagai jebakan tadi malam. Akhirnya maling bilang terus terang dan mau membayar seluruh hutangnya. 
 
Ketika Saron mau kembali ke Lukman, orang tua itu berhenti dan berkata "Aku sebagai sahabatmu kamu kasih apa?. Atau aku saja yang membagi hartamu?". Orang tua itu kemudian melanjutkan "Begini saja, Kamu saya beri istrimu dan hartanya, tapi harta ayahmu (harta hasil tagihan hutang berikanlah kepadaku). Saron mengiyakan pembagian harta kepada orang tua sekaligus sahabatnya yang baik itu. Dari belakang Saron diikuti oleh orang tua yang menjadi sahabatnya. Ketika sampai kepada Saron prang tua berkata "aku tidak butuh apa-apa, istrimu ambilah, hartamu ambilah, aku ini bukan manusia, aku adalah amanah, aku adalah Amatillah". Ujian itu macam-macam bisa lewat istri, anak-anak, fisik, dan harta. Ujian-ujian ini biasa kita hadapi. Maka mari kita berdoa agar sabar dan ridla dalam mengahadapi ujianNya. Amin(*)
 
 
 
-Disarikan dari Ngaji Hikam Malam Selasa Oleh KH. Moch. Djamaluddin Ahmad Jombang di Bumi Damai Al-Muhibin 29 Januari 2018

Posting Komentar untuk "Ngaji Hikam Bab Sabar (1)"