Ngaji Hikam Bab Keutamaan Haji dan Umrah
Dalam kitab Tanbihul Ghafilin bab Keutamaan Haji dan Umrah terdapat Sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas yang merupakan sepupu Nabi. Abdullah bin Abbas meriwayatkan : “Suatu saat aku bersama Nabi di tanah Mina, tiba-tiba ada rombongan dari Yaman dan bertanya kepada Nabi, ‘Ya Rasulullah berikanlah Kami cerita tentang kutamaan Haji?’.
Nabi kemudian menjawab permintaan kabilah dari Yaman itu dengan hadist yang sangat panjang sebagaimana keterangan:
1- Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan tujuan berhaji atau umrah Maka setiap dia mengankat telapak tangan lalu meletakannya, dosanya akan rontok sebagaimana rontoknya dedaunan dari pepohonan. Keistimewaan orang yang berhaji dan umrah adalah pada setiap langkahnya dosa-dosanya berguguran sebagaimana rontoknya dedaunan dari pohon.
2- Ketika berada di Madinah orang yang berhaji dan umrah dapat langsung menyampaikan salam kepada Rasulullah.
Orang haji atau umrah biasanya lama berada di Madinah. Minimal 9 hari karena mencari keutamaan dari 40 kali sholat jamaah di Masjid Nabawi yang biasa kita kenal dengan Fadilah Shalat Arbainً sebagaimana hadist :
من صلى في مسجدي هذا أربعين صلاةحرم الله جسده من النار
Artinya : “Barangsiapa bisa sholat 40 kali berjamaah di masjidku ini, maka Allah mengahramkan jasadnya dari api neraka”.
Orang haji dan umrah seperti anak mondok di pesantren. Ada yang rajin, ada yang biasa, ada yang malas. Ada yang rajin ke Masjid tapi juga ada yang kerjanya di kamar dan masak saja. Oleh karena itu harus tahu dasarnya mengapa harus tekun ibadah di sana.
Akan tetapi yang paling penting dari Arbain ketika berada di Madinah adalah bisa berziarah ke Makam Nabi Muhammad Saw. Sebagaiman keterangan dalam kitab Ihya Ulumuddin bahwa Rasulullah bersabda:
من زارني بعد موتي فكأنما زارني في حياتي
Artinya : Barangsiapa yang berziarah kepadaku setelah kewafatanku, maka orang itu sebagaimana datang kepadaku saat aku masih hidup.
Walaupun kita tidak semasa dengan Nabi tapi kita masih bisa sowan kepada Nabi karena ketika kita berziarah ke Makam Nabi seolah kita sowan kepada Nabi saat beliau masih hidup. Dalam hadist yang lain beliau bersabda:
من جاءني زائرا لا يهمه إلا زيارتي كان حقا على الله سبحانه أن أكون له شفيعا
Artinya : “Barangsiapa datang ziarah kepadaku tanpa ada tujuan lain selain ziarah kepadaku, maka betul-betul haq atas Allah Swt, Aku besok akan mensyafatinya pada hari kiamat”.
Syafaat Nabi sangat penting bagi kita karena jika kita mengandalkan ibadah kita tidak ada apa-apanya. Sholat kita masih jauh dari khusyuk. Banyak tidak ingat kepada Allah Allah Swt. Dan berpotesni tidak diterima.
Puasa Ramadan kita pun demikian. Seharusnya puasa tiidak boleh ghibah karena dapat menggugurkan pahala puasa. Tapi kita masih banyak yang melakukan. Ibadah kita masih jauh dari sempurna untuk diterima Allah Swt. Sehingga diantara hal yang kita harapkan adalah mendapat syafaat Nabi Muhammad Saw.
Ketika kita berada di Madinah dan bisa mengucapkan salam kepada Rasulullah hendaknya kalimat salamnya menuju kepada tiga orang Mulia dengan kalimat:
السلام عليك يا رسول الله، السلام عليك يا أبا بكر، السلام عليك يا عمر الخطاب
Mengapa demikian?. Sebab disana ada tiga orang yaitu Nabi Muhammad Saw, Abu Bakar dan Umar bin Khatab.
Nabi wafat berada di Kamar Sayidah Aisyah dan disitulah Nabi di makamkan. Setelah kewafatan Nabi, Sayidah Aisyah pun masih menghuni kamar tersebut. Walaupun disana ada makam Rasulullah. Lalu Abu Bakar wafat yang juga di makamkan disitu dengan meminta izin Aisyah terlebih dahulu yang merupakan putrinya sendiri. Akhirnya Abu Bakar dimakamkan disana.
Saat ada Makam Abu Bakar di Kamarnya Sayidah Aisyah pun masih tidur dan menghuni kamar tersebut sebagaimana biasa. Karena Nabi adalah suaminya sendiri. Sedangkan Abu Bakar adalah ayah Beliau.
Di dalam kitab Al-Tibyan fi adabi khamalati Quran, diceritakan Sayidina Umar menjadi khalifah selama 10 tahun dan sekaligus menjadi Imam sholat Subuh. Surat apa yang dibaca oleh beliau?. Yaitu surah Al-Baqarah, Ali Imran dan surat-surat panjang lain.
Satu ketika Umar ditikam oleh Abu Lu’luah saat menjadi Imam shalat subuh. Saking Khusyuknya para sahabat dalam shalat, ketika itu satu masjid yang jadi makmum Beliau, tidak ada yang tahu kalau Sang Imam sedang ditikam.
Ketika sakit dan akan wafat Sayidina Umar berkata kepada puteranya yaitu Abdullah untuk izin kepada Aisyah Apakah boleh ketika beliau wafat di makamkan di sebelah Abu Bakar dan Sayidina Umar. Oleh Sayidah Asiyah permintaan itu diperbolehkan. Akhirnya Sayidina Umar dimakamkan disebelah Nabi dan Abu Bakar.
Setelah itu Sayidah Aisyah keluar dari kamarnya. Tidak menghuni kamar tersebut karena ada orang lain yaitu Sayidina Umar yang bukan Mahram-nya. Begitulah dulu Sayidah Aisyah yang sangat menghormati dan tatakrama kepada orang yang sudah wafat seolah menganggap mereka masih hidup.
Abah Djamal dulu ketika masih berada di ndalem utara pernah matur ke saya, “Aku Yahya, tidak berani ‘sembujung’ kaki ke arah timur karena di timur ada makam Mbah Fattah”. Makam Mbah Fattah berada di sebelah timur ndalem Abah Djamal yang utara atau ndalem Amanah.
Disebelah Masjid Nabawi terdapat Makam Baqi Al-Gharqat yaitu makam para sahabat seperti Sayidina Ustman, Sayidah Aisyah dan isteri-isteri Nabi yang lain. Sebagaimana di Mekah terdapat Makam Ma’la.
3- Orang yang melaksanakan Miqat Haji / Umrah kejelekannya akan diganti dengan kebaikan. Dan ucapan talbiyahnya dijawab oleh Allah Swt.
Orang yang berhaji dan Umrah harus melakukan miqat. Jika dari Madinah Miqat dapat diambil dari Dzulkhulaifah atau Masjid Bir Ali (Bi’ru Ali / Sumur Sayidina Ali). Disana mengenakan pakaian ihram. Shalat sunah. Dan yang utama adalah mandi. Lalu mengambil niat, “Nawaitu umrota wa akhramtu bihi Lillah”. Kemudian membaca talbiyah.
Orang yang telah melaksanakan yang demikian dalam hadist di atas akan mendapatkan : (1) Semua kejelekannya diganti kebaikan, (2) Dijawab oleh Allah Swt, “Labaika asmau kalamaka wa andzur ilaika” yang artinya, “Beruntunglah Engkau, Aku dengar perktaaanmu dan Aku melihatmu”.
4- Ketika orang haji atau yang ber-umrah masuk Makah, Thowaf, Sa’i dan Takhalul maka selesailah umrah-nya. Dan Allah akan mendatangkan semua kebaikan.
Kiai Nashir Abdul Fattah pernah mengatakan kepada saya saat akan haji tahun 2002. Beliau berkata, “Saat thowaf di Makah laki-laki dan perempuan berkumpul jadi satu, agar tidak berkali-kali wudlu karena batal berpindahlah ke madzhab Maliki!”.
Akhirnya beliau menerangkan wudlu-nya Madzhab Malik yang hampir sama dengan Imam Syafii, bedanya : 1- Madzhab Maliki wudlunya hanya menggosok-gosok di area pori-pori kulit (dalku) dan itu hukumnya wajib. Sementara Imam Syafii hal itu hukumnya Sunah. 2- Ketika mengusap kepala harus keseluruhan dari depan sampai belakang. 3- Pada kaki juga demikian setelah dibasuh kemudian digosok-gosok. Sebab itulah di Makah / Madinah tempat wudlu ada tempat duduknya untuk mempermudah menggosok kaki. Jika sudah demikian wudlunya maka ketika bersentuhan dengan perempuan sudah tidak batal.
5- Doa dikabulan ketika Berada di Arofah
Pada tanggal 8 Zulhijah jamaah haji yang berada di Makah diajak berangkat bersama ke Arofah. Saat itulah bersama-sama niat, “Nawaitu hajja wa akhramtu bihi Lillah”. Yaitu untuk melaksanakan Wuquf Arofah.
Ketika di sana, mereka bergemuruh dengan doa dan menyampaikan hajat-hajatnya maka Allah Swt akan bangga kepada para Malaikat sampai tingkat ke tujuh dan Allah berfirman, “Wahai Malaikat-Ku, yang bertempat di langit-Ku, tahukah Kalian bagaimana hamba-hamba-Ku yang datang kepada-Ku dari tempat-tempat yang jauh dengan keadaan rambut yang tidak tesisir, wajahnya yang kusam sungguh mereka tekah mendarmakan hartanya dan memayahkan badan-badanya demi Kemuliaan-Ku, demi Keagungan-Ku, demi Kemurahan-Ku, sungguh Aku akan mengabulkan permintaannya, dan mengampuni dosa-dosa mereka sebagimana mereka lahir dari ibunya”.
6- Ketika mereka melempar jumrah, dan telah mencukur rambut (tahalul) maka Malaikay akan mengundang dari tengah Arsy, “Kembalilah kalian dalam keadaan diampuni”. Mereka inilah yang disebut Haji Mabrur karena:
الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة
Haji Mabrur tidak ada yang lain pembalasannya kecuali surga.
Sayogyanya kita yang belum mampu berhaji untuk beriktikad dan niat dalam hati untuk berhaji sehingga ketika suatu saat kita wafat dan belum haji kita ditulis sebagi orang haji karena niat orang mukmin lebih baik daripada amalnya.
Beberapa Makam yang diziarahi ketika Umrah dan Ziarah Mesir :
1- Makam Ma’la
Di Mekah terdapat makam Ma’la yaitu Makam Sayidah Khadijah, isteri pertama Nabi.
Ada Makam Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami yang ceritanya ketika beliau ngaji tidak bisa-bisa akhirnya pulang dan istirahat di Thoif. Tapi mendapat ‘itibar dari sebuah batu yang ditetesi batu yang bisa berlubang karena air. Dalam hati beliau berkata, “Batu saja dapat dilubangi dengan air yang terus menerus menetes, apakah akalku sekeras batu yang tidak bisa berlubang?”. Akhirnya kembali dan di futuh oleh Allah sampai menjadi orang alim dan ulama besar. Beliau mengarang salah satunya kitab Al-Hawi Al-Kabir setebal 21 Jilid.
Ada makam Syekh Muhammad Alwi Al-Maliki, yang biasanya menerima santri dari Indonesia. Makam Mbah Maemon Zubair. Makam Imam Nawawi yang mengarang kitab Kasifatus Saja dsb. Yang kesemua makam itu diberi batu dan ditulisi nama beliau oleh santri-santri dari Indonesia. Juga Syekh Yasin Al-Fadani, Ulama Indonesia yang Ahli Sanad, pernah Kiai Sahal ke ndalem Kiai Fattah dan mengizahkan beberapa amalan yang sanadnya melalui Syekh Yasin Al-Fadani.
2- Ziarah Mesir
Di Mesir ziarah ke Makam Imam Syafi’i dan Syekh Abu Zakaria Al-Anshari pengarang kitab Tuhfatut Thulab dan Fathul Wahab. Juga tiga makam yaitu makam Imam Waras Imam Waqi’ dan Imam Muzani yaitu murid Imam Syafii yang mampu menyerap seluruh ilmu Imam Syafii melalui tulisan-tulisan beliau yang ditulis dalam kitab Muktashar Muzani yang kemudian di Syarahi dengan kitab Al-Hawi Al-Kabir.
Sementara Imam Waqi’ adalah guru dari Imam Syafii’ yang terkenal dan diabadikan dalam syair:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي # فأرشدني إلى ترك المعاصي
وأخبرني بأن العلم نور # ونور الله لا يهدى لعاصي
Artinya : “Aku mengadukan kepada Waki' atas jeleknya hafalanku, Lalu Beliau menunjukkan kepadaku untuk meninggalkan maksiat, Dan mengkabarkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat”.
Kemudian berziarah ke Makam Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani pengarang kitab Bulughul Maram. Juga Fathul Bari yang menjadi syarah dari Shoheh Bukhari. Lalu ke Dzinun Al-Misri dan Robiatul Adawiyah.
Setelah itu ke Khumaisarah yaitu di Makam Syekh Abu Hasan Al-Syadili. Beliau ketika akan wafat mengajak putra dan satu santrinya untuk berhaji melalui rute Mesir karena Beliau adalah orang Tunisia dengan bekal perjalanan membawa kapak dan cangkul.
Setelah berjalan dan melewati Mesir, santrinya wafat. Oleh putera Syekh Hasan akan dimakamkan di daerah tersebut tapi tidak diizinkan oleh Syekh Hasan. Maka diangkatlah jasad santri tersebut sampai ke daerah Khumaisarah. Setelah di makamkan Syekh Hasan berwasiat kepada puteranya, “Ingatlah bahwa Hizb Bahr ini, Aku diajarkan Nabi Muhammad Saw, jika ada yang mau membaca Khizib Bahr maka dia akan selamat duniar dan akhiratnya, sampai kalau penduduk Baghdad mau membaca khizib ini mereka akan selamat dari Kaum Tartar!”.
Setelah berwasiat dan Jamaah Isya dengan puteranya beliau mengajak wiridan sampai mendekati Subuh. Ketika dibangunkan ternyata beliau sudah wafat. Jadi meninggal ditengah wiridan. Sehingga di makamkan di Khumaisarah. Di situlah terdapat semboyan:
حميثرة سوف ترى
Artinya, “Datanglah ke Khumaisarah maka akan kalian lihat keajaiban-keajaiban”.
Makam berikutnya adalah Makam Syekh Ibnu Athaillah Al-Syakandari pengarang Al-Hikam yang berada di Kota Kaira yang berdampingan dengan Makam Syekh Ibnu Daqiqil Id dan Syekh Ibnu Abi Jamrah Pengarang Hadist Abi Jamrah.
Besoknya berangkat ke Iskandariyah di Makam Syekh Muhammad Al-Busiri pengarang Burdah. Beliau pernah diberikan oleh Allah penyakit Syalal atau stroke. Berobat dimanapun tidak mendapat kesembuhan. Hanya bisa duduk dan tidak mampu berdiri. Sehingga beliau mengarang Shalawat Burdah. Sampai beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad sampai tubuh dan tangannya diusap oleh Nabi. Akhirnya beliau diberikan kesembuhan. Orang yang bertemu Kanjeng Nabi dalam mimpi pasti orang yang luar biasa karena disebutkan dalam hadist:
من رآني في المنام فقد رآني
Disebelah makam Syekh Muhammad Al-Busiri terdapat Makam Syekh Abu Abbas Al-Mursi murid dari Syekh Hasan Al-Syadili. Sampai ke Makam Lukman Hakim yang banyak diceritakan dalam Alquran. Yang dekat dengan Makam Nabi Danial. (*)
*Disarikan dari Ngaji Hikam Setiap Malam Selasa oleh KH. Moh. Yahya Husnan, di Masjid Bumi Damai Al-Muhibin Tambakberas Jombang, 5 Mei 2025.
Posting Komentar untuk "Ngaji Hikam Bab Keutamaan Haji dan Umrah"