Keutamaan dan Tata Cara Menggunakan Garam Pondok PETA Tulungagung

Garam dari Pondok PETA adalah garam yang dijadikan pagar di Pesarean Kiai Abdul Djalil Mustaqim dan Kiai Mustaqim bin Husain Tulungagung. Garam tersebut dibacakan khataman Quran bil Ghaib, Maulid, Surat Yasin, Bacaan Tahlil, dan ditutup dengan doa.

Sebenarnya apa kegunaan dari garam yang hanya satu jumput itu?. Garam tersebut boleh ditambah dengan garam satu pak yang berisi beberapa satuan garam. Kemudian di masukan "toples" dan dicampur jadi satu. Usahakan jangan sampai hancur. (Jadi garam yang satu jumput itu bisa jadi banyak).

Kegunaan garam dari pondok PETA ini banyak sekali. Diantaranya adalah bisa dijadikan barakah untuk berdoa. Semisal ada orang sakit dan minta didoakan. Ambil air sebotol, isilah sedikit saja dari garam yang sudah dicampur tadi. Tutup botol dibuka, lalu doakan orang yang minta "suwuk" tadi misalnya namanya Zaid dengan doa "Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Pak Zaid, jadikanlah dia orang yang sholeh, berikanlah kesehatan atas apa yang dia keluhkan".

Setelah doa itu, bacalah hadiah surat al-Fatihah kepada Nabi Muhammad, Sultonil Auliya' Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Sultonil Auliya Syekh Abu Hasan al-Syadili, Kiai Abdul Djalil Mustaqim, Kiai Mustaqim bin Husain, lalu orang yang minta diobati. Bacakan surat Fatihah 7× (tujuh kali), setelah selesai tiupkan ke botol yang dibuka tutupnya tadi.

Tata cara meminum airnya, yaitu minum setelah Isya', dalam keadaan suci (berwudlu) dan menghadap ke kiblat. Botolnya dibuka dan dipangku di paha sisi kiri. Lalu berdoa terlebih dulu, "Ya Allah, saya memohon ampun atas dosa dan kesalahan yang saya perbuat, Ya Allah jadikanlah aku ini orang yang sholeh/hah, Ya Allah aku memohon kesehatan atas sakit (dengan menyebut keluhan-keluhan penyakitnya)". Kemudian membaca Fatihah satu kali, lalu penuhi mulut dengan air, ditelan!. Kemudian baca Fatihah lagi, lalu penuhi mulut dengan air, telan lagi!. Membaca Faihah lagi, lalu penuhi mulut dengan air lagi, telan!, (tiga 3× tegukan, disela-selai dengan membaca Fatihah 3x).

Air yang sudah dicampur garam tadi, boleh dibuat minum secara terus menerus setiap hari bakda shalat Isyak. Nanti kalau airnya tinggal seperiga, boleh ditambah sendiri.

Bisa juga digunakan untuk orang yang akan Melahirkan. Jadi ketika ada orang yang akan Melahirkan. Isi satu botol air lalu diberi garam, usahakan sedikit saja. Lalu perempuan yang akan melahirkan didoakan. Misal namanya adalah Fatimah, "Ya Allah, perempuan yang bernama Fatimah, berikanlah ampunan atas semua dosa-dosanya, Jadikanlah dia perempuan yang shalihah, berikanlah ke padanya kemudahan dalam proses melahirkan serta anugrahi dia putra atau putri yang shalih-shalihah ".

Kemudian membaca Fatihah kepada Nabi Muhammad SAW, Syekh Abdul Qadir RA, Syekhona Kholil Bangkalan, Kiai Hasyim As'yari Tebuireng, dan kepada Kiai Mashudi Ali Cukir, lalu nama perempuan yang akan proses melahirkan, dibacakan Fatihah 3x (tiga kali), Ayat Kursi 1x (satu Kali), Surat al-Falaq 1x (satu kali), dan al-Nas 1 × (satu kali). Ada doa yang memakai bahasa Arab :

حنة ولدت مريم, مريم ولدت عيسى، اخرج ايها المولود بإذن ربك المعبود

Kemudian ditiupkan ke air yanh sudah dicampur garam. Airnya diminum perempuan yang akan proses melahirkan. Kalau ijazah dari Mbah Hasyim Asy'ari Tebuireng, bacaanya ditambah dengan, "welud putih, songo putih, metu plonco". Dibaca 9x (sembilan kali) tanpa bernapas.

Ada depot yang ramai dikunjungi orang dan laris. Suatu ketika sepi tidak ada orang yang datang karena cerita yang aneh-aneh. Seperti masak nasi, baru saja matang, ketika diambil nasinya sudah jadi basi. Ada juga pengalaman, ikan yang digoreng matang, baru saja diambil dari wajan, ketika disajikan ke tamu, keluar belatung yang masih hidup. Akhirnya depotnya tidak laku.

Nah, garam ini bisa dimasukan timba, sebelumnya dibacakan Fatihah sebanyak 313 x (tiga ratus tiga belas kali) dan dibacakan ayat kursi 313 × (tiga ratus tiga belas kali) dan ditiupkan ke garamnya. Kemudian warungnya diberi empat timba pada setiap sudut yang penuh air yang sudah dicampur dengan garam.

Setelah itu warung dikitari dengan menggunakan ceret yang sudah berisi air garam dari timba. Ketika mengisi air dari timba sambil membaca ayat kursi 7x (tujuh kali). Usahakan menggunakan ceret yang lubangnya kecil agar tidak kehabisan air. Mulailah dari pojok utara yang timur.

Kemudian berjalan ke arah barat dengan menuangkan air dari ceret ke tanah. Sambil menuangkan air sambil membaca ayat kursi. Sampai pojok utara barat, berhenti dan membaca ayat kursi tiga kali. Ceret diisi air dari timba yang sudah disediakan.

Berjalan lagi ke selatan, sambil menuangkan air ke tanah sambil membaca ayat kursi. Sampai di pojok barat yang selatan, berhenti dan membaca ayat kursi 7 x (tujuh kali) sambil mengisi air ceret. Lalu berjalan lagi dengan menuangkan air ke tanah sambil membaca ayat kursi sampai pojok selatan yang timur. Lalu berhenti dan membaca ayat kursi 7 x (tujuh kali).

Berjalan lagi ke arah utara sambil menuangkan air ke tanah dan membaca ayat kursi. Sampai di utara yang timur berhenti. Membaca ayat kursi 7 x (tujuh kali) dan mengisi air ceret terus berputar lagi sampai 3x (tiga kali).

Setelah itu dilakukan, yang bagian masak di warung jangan sampai putus wudlunya. Jadi harus dawamul wudlu. Batal wudlu, batal wudlu lagi. InsyaAllah depotnya ramai lagi. Penglaman dari beberapa depot mengamalkan ini, al-Hamdulillah berhasil.

Ada juga cerita tukang membuat tempe. Tempenya ini tempe terlaris di daerah itu. Suatu ketika, sampai satu bulan ketika membuat tempe, tidak pernah jadi. Ketika tempenya dibuka sudah basi. Ketika dibuka lagi, basi lagi. Akhirnya saya anjurkan membaca tata cara seperti di atas. al-Hamdulillah pulih kembali.

Sama halnya dengan kalau punya sawah dan diserang banyak hama seperti tikus, belalang, atau wereng. Amalan di atas bisa digunakan. Mengitari sawah dari sudut ke sudut. Gunakan bak/ timba. Bacakan ayat kursi 7x ketika mengisi ceret. Sambil berjalan menuangkan air ke tanah membaca ayat kursi. Sampai 3x (tiga kali). InsyaAllah sawahnya tidak terserang penyakit.

Jadi faedahnya garam itu banyak. Termasuk untuk menjadikan santri yang tidak kerasan agar kerasan bisa dibacakan amalan tadi. Didoakan dan dimintakan ampun kepada Allah. Lalu didoakan jadi anak shaleh, mendapat ilmu manfaat barakah. Botolnya diisi garam. Hadiah Fatihah kepada Nabi, Syekh Abdul Qadir, Mbah Yai Mustaqim bin Husain, Mbah Yai Abdul Djalil bin Mustaqim, dan nama santri yang tidak kerasan. Dibacakan fatihah 7 x lalu tiupkan ke air yang botol. Cara meminum juga sama dengan keterangan yang tadi disebutkan.

 

1 komentar untuk "Keutamaan dan Tata Cara Menggunakan Garam Pondok PETA Tulungagung"