Khutbah : Bahaya Menjauhi Ulama


 اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: ياَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ وقَالَ ايضا يَرۡفَعِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ ۙ وَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Di dalam kitab Nashoihul Ibad yaitu kitab yang dikarang oleh seorang yang hafal 100.000 Hadist yang bergelar Al-Hafidz, Beliau bernama Syekh Ibnu Hajar Al-Asqalani dari Palestin dan kemudian di makamkan di Mesir, yang  kitab itu kemudian di disyarahi oleh Ulama Indonesia yang bernama Imam Nawawi Al-Bantani. Di kitab Nashaihul Ibad tersebut pada halaman 18 Nabi menyebutkan salah satu hadist futuristic atau hadist yang menyebutkan pandangan yang jauh melebihi zamannya, saat itu Nabi berkata:

 

سَيَأْتِي زَمَانٌ عَلَي أُمَّتِي يَفِرُّوْنَ مِنِ العُلَمَاءِ وَالفُقَهَاءِ فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ بِثَلِاثَةِ بَلِّيَةٍ

Kelak akan datang suatu zaman, dan banyak orang dari umatku yang lari menjauhi ulama dan fuqaha. Lalu Allah akan menimpakan kepada mereka tiga macam cobaan.

الاُولَي يَرْفَعُ اللهَ البَرَكَةَ مِنْ كَسْبِهِمْ

Pertama, Mereka akan dicoba Allah dengan mengangkat keberkahan dari pekerjaan dan profesi mereka. Fenomena sekarang adalah banyak orang yang merasa tidak cukup. Tidak puas dengan hasil dari pekerjaannya dan selalu merasa kurang. Mengapa demikian?. Bisa jadi karena keberkahan pada pekerjaan itu sudah dicabut oleh Allah Swt. Sehingga orang-orang lebih sibuk untuk memenuhi keinginannya bukan kebutuhannya. Sibuk mencari validasi pengakuan bukan kebutuhan dan ketenangan.


Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Lalu itu yang dimaksud dengan barakah?. Barokah adalah ziyadatul khair, bertambahnya kebaikan. Artinya orang yang memiliki rezeki tak banyak namun barakah. Akan membawa orang tersebut ke arah yang lebih baik. Pekerjaan yang barakah walaupun kelihatan sepele, orang tersebut akan merasa cukup sebab keberkahan itu. Mungkin gajinya kecil tapi cukup untuk membiayai Pendidikan anak-anaknya. Mungkin penghasilannya tidak besar, tapi semua anak-anaknya manut. Mau mengaji dan mendoakan. Dsb.

Sebaliknya pekerjaan yang tidak barokah mengantarkan seseorang kepada kemaksiatan. Gajinya besar tapi selalu merasa tidak cukup. Gajinya tinggi tapi tidak membawa kepada ibadah dan mendekat kepada Allah. Pemasukannya banyak, tapi anak dan keluarganya tidak manut. Tidak mau ngaji kepada Ulama dan Kiai.  Sehingga keberkahan itu dicabut oleh Allah Swt.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Di dalam Surat Al-Araf Allah berfirman tentang barokah:

 

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ

Artinya : Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’raf 96).

Balyah atau cobaan yang kedua yang akan diturunkan Allah jika Masyarakat menjauhi Ulama dan Kiai adalah :

 

وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا

Allah akan memberikan kepada mereka pemimpin-pemimpin yang zalim.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Jika hari-hari ini kita melihat hukum yang tidak ditegakkan. Atau Ekonomi yang kurang baik, Jangan langsung menghakimi pemimpin. Bisa jadi itu adalah kesalahan kita. Karena kita menjauhi ulama. Sudah ada lembaga untuk ngaji tapi anak-anak, kita biarkan bermain dan tidak mengaji. Padahal kita mampu menegurnya karena itu anak-anak kita. Sudah tempat untuk majelis ilmu tapi kita enggan untuk mendatangi majelis ilmu. Cobaan demi cobaan yang kita hadapi ini mungkin adalah bagian karena kita mencoba untuk menjauhi Ulama.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Ujian ketiga Ketika kita menjauhi ulam menurut Kitab Nashoihul Ibada adalah, Naudzubillah Tsuma Naudzubillah:

يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُنْيَا بِغَيْرِ اِيْمَانٍ

Umat tersebut akan meninggalkan dunia tanpa membawa iman. Karena jauh dari ulama sehingga dia tidak tahu bagaimana cara menyiapkan kematian yang terindah. Karena tidak tahu akhirnya dia tidak bersiap-siap dan Naudzubillah meninggal tanpa membawa iman. Dalam sebuah hadist Rasulullah Saw bersabda:

 

وَمَنْ فَارَقَ الْعُلَمَاءَ مَاتَ قَلْبُهُ وَعَمَى عَنْ طَاعَةِ اللهِ تَعَالَى

Artinya : Dan barang siapa yang berpisah dari ulama, maka hatinya akan mati dan buta dari keta'atan kepada Allah.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Hari-hari ini di media sosial kita membaca bagaimana brutal, caci maki dan ujaran-ujaran kebencian yang tidak terkontrol dari  Masyarakat terhadap semua fenomena yang terjadi. Masyarakat kita menjadi fomo dan ikut-ikutan. Semua ingin dikomentari. Padahal kita tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Kita hanya melihat dari algoritma yang disuguhkan melalui layar HP-masing-masing.

Dan bahayanya adalah kita tidak tahu yang kita jelek-jelekan, yang kita anggap buruk. Yang kita komentari adalah Ulama yang benar-benar Ulama. Ulama yang YakhsaAllah. Ulama yang Sholeh. Hanya saja saat ini, beliau-beliau itu sedang mendapat ujian dari Allah Swt. Oleh karena Alquran menegaskan siapakah orang yang selamat, Alquran menjelaskan:

 

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَۙ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍۗ۝٨٨

 

Artinya : Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna lagi, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih hati yang tidak berprasangka, hati yang tidak mencaci dan mengfitnah.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Di dalam kitab Daqoiqul Akhbar, Rasulullah Saw menjelaskan satu hadist yang menceritakan bahwa sesungguhnya Ketika Allah Ta’ala menghisab seorang hamba, tapi hamba tersebut keburukannya lebih berat dari pada kebaikan, Kemudian Allah Ta’ala memerintah kepada Jibril As: Tanyai hambaku itu apakah ia pernah pernah duduk bersama para ulama sewaktu didunia, maka aku akan mengampuni dirinya dengan syafaatnya para ulama itu. Lalu malaikat Jibril bertanya kepadanya, maka hamba itu menjawab : tidak, lalu Jibril as melaporkan kepada Allah Ta’ala : Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau Dzat Yang lebih mengetahui keadaan hamba-Mu, lalu Allah Ta’ala berfirman : Tanyakan dia, apakah ia mencintai ulama ?, maka Jibril bertanya kepadanya, hamba itu menjawab : tidak, maka Allah Ta’ala berfirman : Tanyakan dia, apakah dia pernah duduk diatas hidangan para ulama? Lalu Jibril bertanya kepadanya, hamba itu menjawab : tidak pernah, Allah berfirman : apakai ia pernah bertempat disuatu yang ditempati oleh orang yang alim ? lalu Jibril bertanya kepadanya, hamba itu menjawab : tidak pernah, Allah berfirman kepada Jibril : tanyakan kepada dia, apakah ia mencintai seseorang yang mencintai ulama ? hamba itu menjawab : ya, Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril : ambillah tangannya dan masukanlah dia ke surga, sesungguhnya hamba tersebut mencintai seseorang sewaktu didunia dan orang (yang dicintainya) itu menyenangi ulama, maka Aku mengampuni dirinya, sebab barakah lelaki (yang dicintai) itu.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ


 

الخُطْبَةُ الثَّانيةُ

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

 

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Posting Komentar untuk "Khutbah : Bahaya Menjauhi Ulama"