Ngaji Hikam Bab Janji Allah Swt Kepada Orang Beriman

Di dalam surat Al-Nur Ayat 55 Allah Swt berfirman: 


وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ


Artinya : Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah (keadaan) mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang


kufur setelah (janji) tersebut, mereka itulah orang-orang fasik.


Dalam ayat tersebut Allah Swt berjanji kepada orang yang beriman dan orang yang beramal sholeh dengan imbalan akan dijadikan pemimpin di muka bumi. Sebagaimana Allah Swt telah menjadikan pemimpin-pemimpin orang-orang terdahulu. 


Asbabun Nuzul ayat ini adalah ketika permulaan Nabi Muhammad berdakwah dan Islam masih dipeluk oleh sebagian kecil masyarakat Mekah. Saat itu Nabi berdakwah masih dengan sembunyi-sembunyi. Sampai antara waktu 10 tahun dan masih dihantui dengan ketakutan-ketakutan dianiayaya oleh orang-orang Kafir. 


Ketika itu ada satu Sahabat yang bertanya kepada Nabi akankah keadaan Islam akan seperti ini terus?. Yaitu diikuti oleh umat yang sedikit dan selalu dalam keadaan ketakutan. Saat itu Nabi berkata bahwa keadaan yang demikian tidak akan lama, karena Islam pasti akan menang. Lalu turunlah surat Al-Nur ayat 55 tersebut yang berisi janji Allah Swt kepada orang yang beriman dan orang yang beramal sholeh.


Allah Swt menjadikan pemimpin tidak hanya kepada Nabi Muhammad Saw dan umatnya. Akan tetapi juga kepada umat-umat sebelum Nabi Muhammad. Diantaranya adalah Nabi Nuh. Ketika awal berjuang Nabi Nuh seolah kalah dengan umatnya. Semua orang memusuhi beliau. Bahkan kekuarga dan isterinya pun ikut memusuhi. 


Berjuang sekian tahun, Nabi Nuh hanya memiliki pengikut yang sedikit. Akan tetapi beliau tetap beriman dan istiqomah dalam beramal sholeh sehingga pada akhirnya yang dijadikan pemimpin dan yang menjadi pemimpin adalah Nabi Nuh. 


Begitu juga kisah perjuangan Nabi Ibrahim. Musuhnya adalah Raja Namrud yang terkenal berkuasa dan memiliki banyak sekali pengikut. Sampai Nabi Ibrahim dibakar. Tapi beliau tetap sabar, iman dan istiqomah beramal sholeh. Dan pada akhirnya Allah Swt mengangkat Nabi Ibrahim sebagai pemimpin. 


Nabi Musa memiliki musuh yaitu Raja Firaun yang terkenal tidak pernah sakit. Berani mengaku tuhan. Dan punya banyak prajurit. Sedangkan Nabi Musa dari orang miskin biasa. Tapi karena iman, berjuang dan bermal sholeh pada akhirnya beliau mampu mengalahkan Fir’aun. 


Sebagaimana Nabi Muhammad beliau memiliki musuh yang banyak. Tapi beliau tetap teguh. Tidak gentar sedikit pun dengan ancaman orang kafir. Pada saat perang badar, seluuruh sahabat pesimis. Tapi Nabi Muhammad tetap optimis sehingga beliau keluar menjadi pemenang. Sampai turun ayat: 


إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ﴾ 

Artinya : (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". 


Inilah bukti bahwa ketika Allah Swt berjanji kepada orang yang beriman, beramal sholeh dan mengerjakan perintahnya dengan sungguh-sungguh. Maka Allah akan menjadikan dia pemimpin, dan dia akan diberikan kekuatan iman, serta Allah Swt akan mengganti segala ketakutan dengan rasa aman. 


Sesaat sebelum perang badar orang Kafir merasa mereka yang akan menang karena melihat jumlah yang jauh tidak seimbang. Bahkan sebelum berperang mereka sudah merayakan kemenangan terlebih dahulu. Orang-orang kafir merasa aman. 


Sebaliknya orang-orang Islam merasa pesimis dan takut. Pasukan mereka sedikit. Hanya 313 dan akan melawan 1000 lebih pasukan Kafir. Tapi Allah berjanji akan mengganti ketakutan dengan rasa aman. Akhirnya Alalh Swt memenangkan orang Islam dan mengalahkan orang Kafir. Allah Swt mengganti ketakutan orang Islam dengan keamanan. Dan mengganti rasa aman orang Kafir dengan ketakutan. Sebagaimana dalam ayat: 


إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ


Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. 


Orang kafir mulai takut ketika perang badar yaitu saat ada setan yang menyerupai sebagai pejuang, memimpin perang dan mengajak kepada kemenangan. Namun setan-setan itu melihat Malaikat berdatangan dari langit. Lalu mereka para setan itu mundur dan pergi. Karena mereka melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh setan. Allah Swt mengganti ketakutan orang Islam dengan keamanan. Dan mengganti rasa aman orang Kafir dengan ketakutan.


Hikmah dari ayat ini adalah apabila memang kita benar-benar iman kepada Allah Swt disertai dengan terus beramal sholeh, maka pasti dikemudian hari Allah Swt akan memberi kita orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Lalu Indonesia apakah sudah dipimpin  dengan pimpinan yang demikian?. 


Di China negara maju walaupun tidak dipimpin oleh orang-orang Islam. Mengapa bisa maju? Karena para pemimpinnya adalah orang yang adil. Bahkan sangat tegas dengan hukum bagi koruptor yang langsung dihukum mati. Di Indonesia, para pejabatnya tahu akan agama dan telah disumpah dengan Alquran. Tapi masih banyak yang koruptor. Mengapa?. Karena mereka beriman dan beramal sholeh, akan tetapi keimanannya tidak teguh. 


Lalu bagainama caranya agar menjadi pemimpin yang baik?. Yaitu belajar menjadi pemimpin berlaku adil dari diri sendiri. Karena hakikatnya masing-masing kita adalah pemimpin bagi diri masing-masing. Lalu menjadi pemimpin dalam rumah tangga. Bagi isterinya dan anak-anaknya. Belajar adil menjadi seorang ayah bagi anak-anaknya. Belajar menjadi adil menjadi suami. 


Orang yang mampu adil di lingkungan rumah tangga. Mungkin di kemudian hari akan naik level menjadi ketua RT. Jika terus adil. Mungkin akan naik menjadi ketua RW. Dan apabila sudah adil akan naik menjadi pamong jadi lurah, camat, bupati, bahkan presiden. Dan yang terpenting adalah berlaku adil. 


Allah Swt menjanjikan bagi orang yang beriman dengan tiga balasan yaitu: (1) Menjadi pemimpin. (2) Diteguhkan hatinya. (3) Mengganti ketakutan dengan keamanan. Dalam ayat yang lain Allah Swt berfirman: 


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىٰ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ



Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


Ayat yang menyinggung tentang “khouf” dan “yakhzanun” yang artinya rasa takut dan rasa sedih di dalam Alquran sangatlah banyak. Hal ini menunjukan apabila kita telah beriman, lalu beramal sholeh, agar tidak khawatir, dan akan masuk surga. 


Di dalam Al-Hikam disebutkan, “Hati seorang yang bersinar dengan nur makrifat, dia tidak akan punya rasa susah”. Orang yang sudah makrifat hatinya tidak pernah susah karena telah penuh terisi dengan nur atau cahaya. Sebagaimana keterangan:


اجتهادك فيما ضمن لك وتقصيرك فيما طلب منك دليل على انطماس البصيرة منك


Artinya : Kesungguhan kamu pada sesuatu yang telah dijamin untuk kamu dapati. Sementara kewajiban kepada Tuhanmu menjadi terbengkalai. Maka itu sebagai tanda pudarnya penglihatan mata hatimu’. 


Terkadang kita tidak yakin bahwa rezeki telah ditetapkan oleh Allah Swt sehingga dalam berusaha dan bekerja bersifat “ngoyo”. Padahal hal itu menunjukan bahwa hati kita adalah hati yang redup akan cahaya. 


Menjadi petani usahanya adalah nandur, disiram, dipupuk dan dirawat. Agar bebrbuah adalah bukan urusan kita. Karena itu sudah masuk kekuasaan Allah Swt. Jangan sampai saat buah bagus, kemudian kita mengaku-ngaku kalua itu buah usaha kita sendiri. 


Nabi Muhammad Saw bersabda: 


ﻣَﻦْ اراد ﻳَﻌْﻠَﻢَ ﻣﻨﺰﻟﺘﻪ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠَّﻪِ ﻓَليعلم ﻣَﻨْﺰِﻟَﺔ اﻟﻠَّﻪِ في قلبه


Artinya : Barang siapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah maka lihatlah bagaimana ia 'memperlakukan' Allah di hatinya.


Bagaimana cara mengukur kedekatan kita kepada Allah Swt?. Caranya adalah lihatlah seberapa banyak Allah Swt hadir di dalam hati kita. Seberapa sering kita menghadirkan Allah Swt dalam hati kita. Termasuk ketika di dalam sholat. Apakah kita ingat Allah Swt. Atau dagangan kita. Atau yang kita rawat sepetti sapi atau kambing. Dsb.


Imam Ghazali merumuskan bahwa: (1) Yang Singkat adalah waktu. (2) Yang menipu adalah dunia. (3) Yang dekat adalah kematian. (4) Yang besar adalah hawa nafsu. (5) Yang berat adalah amanat. (6) Yang sulit adalah ikhlas. (7) Yang mudah adalah berbuat dosa. (8) Yang susah adalah sabar. (9) Yang sering kita lupa adalah bersyukur kepda Allah Swt. (10) Yang berharga adalah iman. (11) Yang menetramkan hati adalah tafakur dan zikir. (12) Yang ditunggu Allah Swt adalah taubat kita. 


1- Yang Singkat adalah waktu. Waktu tidak kita sadari berputar dengan singkat. jika kita duduk disini saja selama 24 jam. Maka hari ini sudah tidak ada tapi sudah menjadi besok. Besok akan menjadi lusa. Malam selasa. Bisa menjadi hari selasa. Dan Hari Selasa menjadi malam rabu. Dan seterusnya. Waktu berputar dengan cepat. 


Sebagaimana umur kita. Dulu tamat Aliyah tahun 1986 di Pondok. Sekarang sudah tahun 2025. Masih sering mimpi sekolah, dan seolah itu terjadi baru saja. Padahal sudah 40 tahun lalu. Sebagaimana ayat: 


وَاِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَاَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ 


Artinya : Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.


Usia kita apabila dihitung dengan waktu akhirat hakikatnya sangat singkat. Hanya sekitar satu jam waktu akhirat. Karena disana satu hari di sana seperti waktu seribu tahun. Itulah mengapa Imam Ghazali berkata yang singkat adalah waktu. 


2- Yang Menipu Adalah Dunia


وما الحياة الدنيا الا متاع الغرور


Dunia ini adalah kesenangan yang menipu. Walaupun kita bisa mengatakan demikian tapi kita tidak bisa lepas dengan dunia karena disebutkan : 


الْأكْوَانُ ظَاهِرُهَا غِرَّةٌ وَ بَاطِنُهَا عِبْرَةٌ فَالنَّفْسُ تَنْظُرُ إِلَى ظَاهِرِ غِرَّتِهَا وَ الْقَلْبُ يَنْظُرُ إِلَى بَاطِنِ عِبْرَتِهَا.


Artinya : Dunia  ini lahiriahnya berupa tipuan sementara bāthiniyyahnya berupa pelajaran (peringatan). 


Dunia diibaratkan sebagaimana perempuan cantik yang bisa menipu banyak orang dengan senyumannya. Walaupun di dalam hatinya menyimpan banyak kejelekan. Saat belum menikah seperti keindahan, tapi setelah menikah terlihat semua keburukannya. Pertama seperti menggiurkan, ternyata itu hanya tipuan. 


3- Yang dekat adalah kematian


قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ


Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu. 


Kematian adalah sangat dekat. Kehidupan seseorang ibarat kehidupan ayam yang selalu dalam pantauan juragannya. Kita hidup juga dipantau oleh Allah Swt. Jika saatnya akan diambil nyawanya oleh Allah Swt. 


4- Yang besar adalah hawa nafsu


Nabi pernah mengingatkan kepada para sahabat setelah perang badar bahwa peperangan yang paling besar (jihadul akbar) yaitu berperang dengan hawa nafsu. Karena orang yang paling cerdas adalah orang yang mampu mengatur nafsunya. 


5- Yang Berat adalah Amanat


إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا


Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. 


6- Yang sulit adalah Ikhlas


Kita dalam menghadapi takdir terkadang sering dendam. Karena yang sulit adalah ikhlas. Maka harus berusaha agar menjadi ornag yang ikhlas. 


وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ


Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus. 


7- Yang mudah adalah berbuat dosa


Yang mudah bagi kita adalah berbuat dosa. Sedikit-sedikit zalim. Sedikit-sedikit rasan-rasan. Sedikit-sedikit dan berbuat disa. 



8- Yang susah adalah sabar


Orang sabar temannya orang yang “ngalah”. Dan seorang yang disuruh mengalah terus pasti susah. Padahal Allah selalu bersama orang yang sabar. 


9) Yang sering kita lupa adalah bersyukur kepda Allah Swt


Kita sudah diberi apapun oleh Allah Swt tapi sering lupa bersyukur: 


وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ


Artinya : Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur


10- Yang berharga adalah iman


Yang paling berharga adalah iman. Saat wafat seluruh yang kita miliki kita tinggalkan kecuali satu jimat yaitu iman. Sehingga bekal kita yang paling berharga adalah iman. 


11- Yang menetramkan hati adalah tafakur dan zikir, oleh karena itu mari kita isi waktu dengan zikir. Yang hafal Alquran, zikir dengan Alquran. Dsb.  


12- Yang ditunggu Allah Swt adalah taubat kita kepada-Nya. Hidup kita sudah banya melakukan dosa sehingga sering-seringlah bertaubat kepada Allah Swt. (*)


-Disarikan dari Ngaji Hikam Setiap Malam Selasa oleh KH. Hasyim Yusuf di Masjid Bumi Damai Al-Muhibin Tambakberas Jombang, 6 Oktober 2025.

Posting Komentar untuk "Ngaji Hikam Bab Janji Allah Swt Kepada Orang Beriman"