Ngaji Hikam Bab Tanda Orang Beruntung

Disebutkan dalam Surat al-Isra ayat 18 sampai 19 bahwa:

مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهٗ فِيْهَا مَا نَشَاۤءُ لِمَنْ نُّرِيْدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهٗ جَهَنَّمَۚ يَصْلٰهَا مَذْمُوْمًا مَّدْحُوْرًا (١٨) وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤئكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا (١٩) 

Artinya : Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. (18) Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. (19)

Barangsiapa yang ingin hidup enak di dunia saja. Allah akan menuruti keinginan orang tersebut. Akan tetapi besok di akhirat mereka akan dimasukan neraka jahanam dengan keadaan hina. Akan tetapi apabila ada orang ingin hidup di akhirat saja maka dia juga akan dipenuhi oleh Allah dengan syarat iman. Mereka  besok akan dimasukan surga-Nya Allah. 

Rata-rata dari kita menginginkan enak hidup di dunia dan di akhirat. Apabila disuruh memilih salah satunya jarang yang mau. Kita yang memilih akhirat saja, belum tahu bagaimana akhirat. Walaupun belum tahu kita yakin karena adanya janji-janji Allah tentang akhirat. 

Kita yang tidak tahu akhirat dan meyakini janji-janji Allah. Seperti anak kecil yang ingin sepeda motor tapi diberi syarat oleh orang tuanya untuk mondok dulu. Kita yang percaya dengan janji orang tua maka akan mondok dulu biar mendapatkan sepeda. Tapi jika tidak percaya dengan janji orang tua maka tidak akan mau mondok. 

Orang yang percaya dan iman kepada Allah serta adanya surga, neraka, dsb. Maka akan menjalankan kewajiban-kewajibanya kepada Allah. Sebaliknya apabila tidak percaya dan tidak iman maka mereka tidak akan mau menjalankannya. 

Siapakah orang yang ingin enak hidup di dunia saja?. Mereka adalah golongan orang kafir dan orang munafik. Siapakah orang kafir?. Mereka adalah orang yang tidak percaya kepada Allah. Sementara orang munafiq adalah orang yang antara apa yang diomongkan dan yang dijalanlan tidak sama.  Mereka berbohong kepada Allah padahal Allah tidak bisa dibohongi. Disebutkan dalam Alquran bahwa orang Munafiq adalah orang yang mengerjakan shalat tapi salatnya dengan bermalas-malasan. 

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang munafik ketika mendirikan sholat merekabermalas-malasan. Orang yang munafiq juga suka berpamer harta. Seperti ketika akan ibadah qurban. Mencari sapi yang paling besar dengan harga 50 juta. Ditulisi agar banyak orang yang tahu. Serta diumumkan di masjid. Orang yang senang pamer seperti ini maka seperti ciri orang munafiq. 

Tanda lain dari orang munafik adalah tidak mau zikir kepada Allah, kecuali hanya sedikit saja. Orang Munafiq memiliki ciri sedikit zikir dan wiridannya. Sementara orang yang tidak munafiq mereka akan berzikir dalam keadaan berdiri dan ketika duduk. Dalam surat Al-Isra ayat 19 disimpulkan bahwa orang yang menginginkan hidup enak di akhirat saja juga akan dituruti oleh Allah. Dalam satu riwayat disebutkan:

من عمل لاخرته كفاه الله امر دنياه ودنياه

Apabila ada orang beramal yang tujuannya hanya untuk akhirat saja maka Allah akan mencukupi urusan agamanya dan kebutuhan dunianya. Oleh karena itu  kita jangan sampai menjadi orang yang hanya ingin hidup enak di dunia saja. Tapi inginlah menjadi orang yang enak di akhirat. Sehingga nanti agama dan dunianya mengikuti. 

Mbah Yai Djamal semasa hidup yang diopeni adalah urusan-urusan akhirat. Mulai dari pengajian, pendidikan, dan santri. Yang kesemuanya adalah untuk mengajak kita memperhatikan urusan akhirat. Karena himmah beliau adalah akhitat sehingga kebutuhan beliua dicukupi oleh Allah tentang urusan-urusan dunianya. Hal ini berbeda dengan orang yang tujuannya hanya dunia saja. Mereka hanya akan dipenuhi urusan dunia saja. Tidak untuk akhiratnya. Ada beberap ciri orang yang beruntung yaitu :

من ترك الدنيا كلها أخذ الآخرة كلها

Artinya : Meninggalkan kesibukan urusan dunia secara keseluruhan itu merupakan mengambil akhirat secara total. 

Akhirat dan dunia adalah dua hal yang berbeda dan tidak bisa disatukan. Seperti satu laki-laki yang memiliki dua isteri. Dua isteri tersebut tidak bisa bersatu. Orang yang suka dengan enaknya dunia saja maka akhiratnya akan sengsara. Sebaliknya  Orang yang suka dengan akhirat saja maka dunia juga akan sengsara. Disebutkan bahwa orang yang beruntung adalah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya. 

طوبى لمن ترك الدنيا قبل أن تتركه وبنى قبره قبل أن يدخله

Artinya : Beruntung orang yang meninggalkan dunia sebelum dia ditinggikan di oleh dunia. 

Rata-rata orang diceraikan oleh dunia sebelum mereka menceraikannya. Sebelum itu terjadi maka jadilah orang yang menceraikan dunia.  Oleh karena itu sebaiknya sebelum wafat harta dunianya segera dibagikan. Tapi banyak dari kita yang belum tahu. dan banyak yang tidak mengamalkan. Padahal itulah momen kita untuk menceraikan dunia. 

Abah Kiai Djamal sering cerita ketika Kiai Fattah wafat. Kemudian mertuanya yaitu Kiai Bisri Syansuri datang dan berkata bahwa harta warisan Mbah Fattah harus  segera dibagi agar Mbah Fattah tidak memiliki tangungan dunia. Akhirnya harta warisannya dihitung secepatnya. Lalu dibagikan kepada ahli warisnya. 

Mbah Bisri juga seperti itu. Ketika sudah sepuh semua harta sudah diberikan kepada ahli waris. Begitu meninggal sudah tidak membawa dunia. Harta yang ditinggalkan untuk ahli warisnya dan digunakan untuk membangun pondok. 

Hal itu juga ditiru oleh Abah Djamal. Ketika beliau akan wafat sudah pesan-pesan. Semua harta dan rumah sudah di bagi. Tinggal harta yang digunakan untuk operasional. Semua oleh beliau sudah dipesankan dan ketika wafat pun segera dibagikan. Akhirnya ketika beliau wafat. Belum 40 harinya semua harta warisan beliau sudah dibagikan semua. Beliau mengamalkan dawuh :

طوبى لمن ترك الدنيا قبل أن تتركه

Beruntung orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya.  Tanda orang beruntung yang kedua adalah: 

من بنى قبره قبل أن يدخله

Orang yang membangun kubur sebelum masuk ke dalamnya. Sekarang banyak artis yang sudah melalukan ini. Belum mati bahkan masih sehat sudah membeli tanah untuk pemakamannya. Apakah yang seperti itu yang dimaksud membangun kubur sebelum mati?. Tidak!.

Maksud pernyataan itu adalah semua manusia pasti mati. Dan orang mati pasti sendirian. Ketika di kubur tidak ada yang mau menemaninya. Isteri, anak, dan keluarga tidak mau menemani. Bahkan hartanya pun tidak menemani. Yang mau menemani hanya satu yaitu amal sholeh. 

Maksud dari ungkapan di atas adalah mempersiapkan amal sholeh sebagai bekal untuk persiapan mati. Hal ini selaras dengan hadist: 
الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت 

Artinya ; Orang yang paling cerdas adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya dan orang yang beramal bersiap-siap untuk bekal kematiannya.  

Ada cerita orang sakit kemudian stroke ringan. Tambah berat akhirnya jadi stroke berat. Kemudian minta obat kepada Kiai. Oleh Pak Kiai diberi obat sekaligus nasihat bahwa apa yang menimpanya adalah bagian dari peringatan Allah untuk dia menjaga shalat 5 waktu. Selang waktu penyakitnya tambah berat.  Akhirnya diberi obat dan tambah berat lagi. Tapi dia tetap menjaga shalatnya. Tambah rajin dan sampai nangis-nangis. Akhirnya sehat. Ketika sehat pun dia tetap menjaga sholat. Tanda bahwa kita adalah orang yang beruntung kita memperisapkan amal sholeh untuk bekal kematian. Tanda yang lain adalah:

وارضى ربه قبل ان يلقاه

Orang yang beruntung adalah orang yang ridla dan percaya dengan Allah sebelum bertemu dengan-Nya. Ia tetap sabar ketika sulit dan bersyukur ketika mendapat kesenangan. Hal ini sesuai dengan dawuh dalam Al-Hikam: 

وجدان ثمرات الطاعة عاجل ، وبشائر العاملين بوجود الجزاء عليها آجل
Di dunia ada orang yang ibadah dan merasa tenang serta nikmat hidupnya. Hal-hal seperti itu adalah bentuk pembalasan Allah di dunia dan merupakan tanda adanya balasan atas ibadah dan ketaatan kita besok di akhirat. 

Sayid Zainal Abidin putra dari Sayid Khusain cucu dari Nabi. Beliau pernah sholat 2 rokaat satu salaman. Saking nikmat sholat seolah bertemu Allah. Setelah selesai kurang dan menambah lagi 2 rokaat. Terus nikmat lagi dan nambah 2 sholat lagi. Hal itu terjadi sampai 1000 rokaat. Hal ini karena nikmat dan merasa ridla kepada Allah. Sehingga dari 2 rokaat menjadi 1000 rokaat.

Saya pernah seperti itu, meniru dua rokaatnya Sayid Zainal Abidin dan memang merasa nikmat. Saya tambah jadi 4 rokaat. Saya tambah lagi, tapi hanya sampai 10 rokaat. Setelah itu belum bisa nikmat. Tapi satu ketika saya baru sholat dua rokaat saja sudah tidak merasa nikmat. Ini karena kelas kita masih rendah.

Berbeda dengan kelasnya para ulama dan para Auliya. Karena mereka ridla kepada Allah sehingga ibadahnya menjadi enak. Dalam pernyataan hikam yang lain disebutkan: 

لو أشرق لك نور اليقين لرأيت الآخرة أقرب إليك من أن ترحل إليها

Orang yang nur bashirahnya sudah menancap dalam hati. Akhirat sudah dirasakan di dunia. Sehingga merasa nikmat dalam ibadah seperti yang dilakukan oleh Sayid Zainal Abidin. Kita yang masih sangat munafiq dalam shalat bisa kita kurangi sedikit-sedikit kemunafikan itu sampai akhirnya seperti para ulama shalat bisa nikmat. 

Jika sholat belum nikmat, wiridan belum enak, teruskan saja, wiridannya terus, zikirmya terus, dan shalat terus sampai kepada yang kita cita-citakan merasa nikmat dalam ibadah. (*)

- Disarikan dari Pengajian Al-Hikam setiap Malam Selasa oleh KH. M. Hasyim Yusuf di Bumi Damai Al-Muhibin Tambakberas 29 April 2024. 

Posting Komentar untuk "Ngaji Hikam Bab Tanda Orang Beruntung"