Ngaji Malam Senin Hadist Huruf Ra' (ر)
Dalam kitab Mukhtarul Ahadist halaman 80 disebutkan hadist-hadist yang berawalan huruf Ra' (ر). Kitab Mukhtarul Ahadist sendiri adalah kitab yang mengumpulkan 2000-an hadist dari kitab-kitab hadist yang mu'tabarah yang diriwayatkan Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, dan Abu Daud. Juga mengambil dari kitab-kitab seperti Muwatha'-nya Imam Malik, Jamius Shogir dan Jami'u Kabir Imam Jalaludin al-Suyuthi, Dsb.
Pada hadist Huruf Ra' yang pertama disebutkan tentang hal luar biasa yang mengiringi kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad yaitu sebuah hadist riwayat Ibnu Sa'ad :
رأت أمى حين وضعتني سطع منها نور، أضاءت له قصور بصرى (رواه سعد عن ابي الفجعاه)
Artinya : Ibuku ketika melahirkanku melihat cahaya darinya yang cahaya itu menerangi istana-istana Basrah.
Hadist-hadist tentang kelahiran Nabi kebanyakan menerangkan tentang hal-hal luar biasa yang mengiringi Nabi lahir. Seperti hadist di atas bahwa ketika Nabi lahir, Sayidah Aminah melihat cahaya yang keluar dari beliau dan cahaya itu menerangi istana-istana di Basrah.
Hadist-hadist lain yang banyak menceritakan tentang Nabi adalah hadist yang dinukil oleh Syekh Jakfar al-Barzanji dalam kitab Barzanji-nya. Pengarangnya adalah seorang Hakim Madzhab Maliki yang bermukim di Madinah. Beliau juga merupakan keturunan Nabi dari jalur Sa'adah yang berada di Barzanji Irak. Kitab tersebut semula dikarang untuk mengikuti Sayembara yang diadakan oleh Sholahuddin Al-Ayubi untuk memenagi perang Salib.
Kitab yang berisi pujian kepada Nabi tersebut sampai sekarang mashur dibaca di masjid-masjid dan mushala serta pada acara-acara aqiqah, khitanan Dsb. Keutamaan kitab ini adalah orang yang rutin membacanya mampu menyambung komunikasi dengan Nabi. Dia akan mengetahui perangai dan ciri-ciri fisik Nabi. Sehingga jika satu ketika dia bermimpi bertemu Nabi dia akan mengetahui bahwa yang ada di depannya adalah Nabi.
Hadist kedua huruf Ra' (ر) menjelaskan kepada kita tentang akhlaq kita kepada Allah dan sesama manusia bahwa :
رأس العقل بعد الإيمان بالله التودد إلى الناس, واصطناع الخير الى كل برّ وفاجر, وإن اهل المعروف في الدنيا، هم اهل المعروف في الأخرة، وإن اهل المنكر في الدنيا، هم اهل منكر في الأخرة (رواه البيهقي)
Artinya: Pokok dari akal setelah iman kepada Allah adalah saling mengasihi kepada sesama manusia. Bebuat baik kepada orang yang baik maupun kepada orang yang buruk. Sesungguhnya orang yang orang yang ahli melakukan kebaikan di dunia, dia adalah orang yang melakukan kebaikan di akhirat. Dan sesungguhnya orang yang membuat kerusakan di dunia. Dia adalah orang yang rusak menjadi ahli kerusakan di akhirat.
Hadist di atas menjelaskan bahwa setelah uman hal penting yang perlu kita jaga adalah hubungan baik kepada sesama manusia. Yaitu dengan cara mengasihi. Bahkan anjuran berbuat baik tidak hanya kepada orang baik saja tetapi juga kepada orang yang berbuat jelek. Pada akhir hadist dijelaskan bahwa jika kita menjadi orang baik di dunia. Maka itu adalah tanda bahwa kita akan menjadi orang baik di akhirat. Sebaliknya jika ada orang jelek di dunia maka itu menjadi tanda dia akan jelek di akhirat.
Termasuk yang paling utama berbuat baik adalah berbuat baik kepada orang tua. Sungguh rugi jika ada seorang yang punya orang tua tapi hidupnya tidak enak. Karena kunci kesuksesan anak adalah berbakti kepada orang tua. Diantara caranya adalah dengan menyisihkan rezeki kepada orang tua kita. Seperti yang dicontohkan Gus Baha' dalam salah satu ngajinya yaitu memberi sebagian hasil kerja kita kepada orang tua. Siapa yang bisa memanjakan orang tuanya maka dia akan dimanjakan oleh Allah. Dia akan diangkat derajatnya oleh Allah.
Pada hadist huruf Ra' yang lain diceritakan ketika Nabi Muhammad Isra beliau bertemu Nabi Ibrahim dan titip salam kepada umatnya tentang sifat-sifat surga bahwa surga memilki tanah yang lembut dan rata. Memiliki air tawar yang bagus dan subur tanamannya.
Pada hadist Ke-5 huruf Ra' (ر) dijelaskan pentingnya ibadah batin yaitu pahala syukur ketika makan lebih utama daripada pahala orang yang sabar dalam puasa. Nabi bersabda :
رب طاعم شاكر اعظم اجرا من صائم صابر (رواه القضاعى)
Artinya : Banyak dari orang yang maka kemudian bersyukur lebih agung pahalanya daripada orang yang puasa yang sabar.
Pada hadist Ke-6 disebutkan ada dua orang yang harus kita hindari yaitu orang ahli ibadah yang bodoh dan orang alim yang mau melakukan kejelekan (lacut).
رب عابد جاهل ورب عالم فاجر، فاحذروا الجهال من العباد والفجار من العلماء
Artinya : Jauhilah orang bodoh yang ahli ibadah dan ulama yang lacut tidak mau mengamalkan ilmunya. (*)
- Disarikan dari Pengajian Rutin Setiap Malam Senin oleh KH. Abdur Rosyad, M. PdI di Pondok Ar-Roudloh Jerukwangi.
Posting Komentar untuk "Ngaji Malam Senin Hadist Huruf Ra' (ر)"