Khutbah : Keutamaan Ahli Ilmu

Khutbah Pertama

 اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين،

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: ياَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ وقَالَ ايضا يَرۡفَعِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ ۙ وَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Para ulama menyebutkan Riwayat bahwa:

مات قوم وما ماتت مكارمهم

Banyak orang yang telah mati jasadnya tapi kemuliaan, ilmu, dan amalnya masih terus hidup.

مات قوم وهم في الناس أحياء

Mereka adalah orang yang telah mati jasadnya tapi di tengah-tengah masyarakat kebaikan-kebaikannya masih terus disebut. Ilmunya masih terus diajarkan dan diamalkan oleh murid-muridnya. Serta buku-bukunya masih terus dipelajari dan bahkan ditulis ulang oleh penerusnya.

Siapakah mereka?. Mereka adalah golongan orang-orang yang alim, para ulama, kiai yang seluruh hidupnya diabdikan untuk ilmu, agama dan masyarakat. Sampai detik dan menitnya adalah ilmu. Namun ada juga golongan yang kedua yang disebutkan oleh Para Ulama dengan ungkapan: 

الجاهلون موات قبل موتهم العالمون فإن ماتوا فاحياء

Orang bodoh, walaupun ia masih hidup sejatinya dia telah mati sebelum hari kematiannya. Sementara orang yang berilmu ketika ia mati, maka sejatinya ia masih hidup.

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Mengapa begitu?. Karena ilmu mengekalkan manusia. Auliya dan Ulama kekal karena ilmu yang mereka dimiliki. Orang-orang yang berilmu walaupun mereka telah meninggal hidupnya tetap dikenang. Hal ini berbeda dengan orang bodoh, mereka walaupun masih hidup keberadaanya tidak dianggap seolah-oleh mereka telah mati di waktu hidupnya. Oleh karena itu Para Ulama mengingatkan :

إعتني جيداً بسمعتك لأنها ستعيش أكثر منك 

Sungguh berhati-hatilah dengan nama baikmu, sebab namamu hidup lebih lama daripada jasadmu. Umur manusia paling lama hanya 100 tahunan. Tapi namanya bisa hidup seribu tahun.  

Imam Syafii wafat pada tahun 820 Masehi atau sudah 1.200 tahun yang lalu. Tapi ilmunya manfaat. Sampai sekarang hampir seluruh negara di asia tenggara mengikuti madzhabnya. Kitab nya al-Um masih dibaca di pesantren-pesantren. Kalam-kalam hikmahnya masih senantiasa dibahas dan dikaji. Nama Imam Syafii kekal karena ilmunya.

Hadratus Syekh Hasyim Asyari, Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syamsuri, Walisongo adalah tokoh-tokoh yang telah wafat puluhan bahkan ratusan tahun. Tapi mereka seperti masih hidup di tengah-tengah kita, dan bahkan makamnya banyak diziarahi. Mengapa hal itu bisa terjadi? Semua karena ilmunya. Dengan ilmunya nama Mbah Hasyim kekal, dengan ilmunya Mbah wahab kekal, dan dengan ilmunya para walisongo kekal. Oleh karena itu Syekh Zainudin al-Mulaibari dalam kitab Hidayatul Athqiya menjelaskan العلم خير ورثة Artinya : "Sebaik-baik warisan adalah ilmu".

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Allah mencatat amal seorang Muslim tidak hanya apa yang dia lakukan, tapi juga apa-apa yang menjadi atsar atau bekas ketika ia masih hidup. Di dalam surat Yasin ayat 12 Allah berfirman:

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ ࣖ

Artinya : Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Oleh karena itu di dalam hadist yang mashur Nabi bersabda bahwa :

إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya: “Apabila seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali tiga, yakni sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya”. (HR Muslim)

Hadirin Jamaah Jumát Rahimakumullah

Hadist tersebut redaksinya sepertinya adalah kalam khobar atau informasi. Tapi sejatinya hadist tersebut memiliki makna amr atau perintah bahwa hidup di dunia ini, kita harus memiliki sedekah jariyah, jika tidak bisa maka ilmu manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya. Dan ketiganya bisa diamalkan jika orangnya memiliki ilmu. Tampa ilmu orang tidak akan mengerti tiga perkara tersebut. 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

 


الخُطْبَةُ الثَّانيةُ 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Posting Komentar untuk "Khutbah : Keutamaan Ahli Ilmu"