Ngaji Hikam Bab Cinta Dunia

Di dalam surat al-An'am ayat 31-32 disebutkan:

قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ ۗحَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوْا يٰحَسْرَتَنَا عَلٰى مَا فَرَّطْنَا فِيْهَاۙ وَهُمْ يَحْمِلُوْنَ اَوْزَارَهُمْ عَلٰى ظُهُوْرِهِمْۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ (٣١) وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ (٣٢)

Artinya : Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu,” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu (31) Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? (32)

Orang yang tidak percaya dengan hari akhir adalah orang yang tidak beriman. Saat hari kebangkitan mereka akan berkata kepada dirinya sendiri, "Celakalah Aku!!". Mereka membawa banyak dosa dan mimikulnya. Karena pada saat itu masing-masing orang akan membawa amalnya sendiri-sendiri. 

Saat ini kiamat memang belum datang. Oleh karena itu terkadang ada orang yang masih ragu dengan adanya kiamat. Padahal Allah menjelaskan dalam Alquran, "Apabila ada orang yang tidak percaya kiamat maka mereka akan menyesal". Apakah ada orang tidak percaya kiamat?. Ada dan banyak!. Mereka tidak percaya kiamat karena mereka adalah orang yang tidak beriman dan tidak beragama Islam.

Diantara sebab orang tidak percaya hari kebangkitan adalah karena terlalu cinta dunia. Padahal dunia hanya semata tipuan. Bahkan bagi Allah dunia tidaklah penting. Karena yang utama adalah akhirat. Dan kehidupan akhirat diberikan kepada orang yang bertakwa. Ayat ke-32 dalam surat al-An'am tersebut kemudian dipungkasi dengan pertanyaan bahwa apakah kita tidak perpikir?. Dalam hikmah al-Hikam disebutkan : 

اَلْأَكْوَانُ ظَاهِرُهَا غِرَّةٌ وَبَاطِنُهَا عِبْرَةٌ فَالنَّفْسُ تَنْظُرُ إِلَى ظَاهِرِ غِرَّتِـهَا وَالْقَلْبُ يَنْظُرُ إِلَى بَاطِنِ عِبْرَتِـهَا

Artinya : Dunia ini dhohirnya adalah tipuan dan batinnya adalah pelajaran peringatan. Maka nafsu melihat kepada dhohir tipuannya sedangkan mata hati melihat kepada batin peringatannya.

Ada orang yang berkata bahwa orang yang suka dunia dilihat dari segi nafsunya saja ujung-ujungnya kepada dua lubang yaitu : lubang Mulut dan lubang kemaluan. Uangnya, hartanya hanya digunakan untuk menuruti mulutnya seperti makan dan minum enak. Mulai dari ngopi, nyate, dsb. Selain itu tujuan yang lain adalah lubang kemaluan. 

Jika ada orang laki-laki ganteng. Kerja sungguhan. Pakai baju yang bagus. Ternyata ketika ditanya, semua itu untuk apa?. Jawabannya adalah karena dia menaksir perempuan. Lalu dinyatakan cintanya. Tapi perempuannya minta rumah dan perabotnya serta mobil. Sehingga yang laki-laki kerja lebih keras lagi. Setelah selesai semua diberika kepada perempuan. Akhirnya nikah. Dan ujung-ujunnya adalah lubang kemaluan. Inilah seperti pernyataan: 

حَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ

Allah berfirman dunia hanya permainan dan senda gurau. Melihat dari firman itu berarti dunia tidaklah penting. Sehingga Allah memerintah agar kita berpikir. Bahwa miskin dan kaya sama saja. Yang menjadi pembeda adalah kecintaannya kepada dunia. Orang kaya tidak boleh terlalu cinta pada dunia. Begitu juga orang miskin. 

Bagi orang kaya jika dunia ditasahrufkan  untuk kepentingan akhirat maka dunia tersebut menjadi perkara akhirat. Karena Dunia adalah ladang untuk menanam amal akhirat. Kita ini sebenarnya bukanlah penduduk dunia. Kita asalnya adalah penduduk akhirat dan surga. Adanya kita di dunia hanya pinjam sebentar untuk menanam sampai panen. Sehingga kita tidak boleh enak-enakaan di dunia. 

Umumnya orang bisa kaya paling tidak pada umur 30 sampai 40 tahunan. Ketika nikah dan punya rumah. Beli mobil dan sawah. Jika pada umur 30 sampai 40 kok belum kaya mungkin tidak punya bakat kaya. 

Apabila seorang ditakdirkan menjadi orang kaya dan kekayaannya digunakan untuk ubudiyah maka kekayaanya adalah kekayaan yang baik. Karena sesunguhnya dunia adalah mazraatul akhirat atau ladang untuk menanam agar panen di akhirat. Dalam hadist yang lain disebutkan: 

الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله وما ولاه أو عالماً أو متعلماً

Hadist di atas bermakna bahwa dunia sesungguhnya terlaknat. Terlaknat apa yang ada di dalamnya. Kecuali jika dunia digunakan untuk zikir kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya dan orang yang ahli ilmu atau orang yang belajar ilmu. 

Contoh dunia atau harta yang tidak dilaknat oleh Allah adalah harta tersebut digunakan untuk membangun pesantren. Karena di dalamnya diajarkan agar anak-anak zikir dan mendekat kepada Allah. Termasuk mendirikan Mushola dan Madrasah. Serta untuk mengajar dan belajar ilmu agama seperti mondok dll. Jangan sampai dunia menjadi permainan dan senda gurau belaka. 

Berbeda dengan dunia yang dilaknat. Yaitu harta yang digunakan untuk membuat tempat-tempat maksiat. Karena menjadikan lupa kepada Allah. 

Oleh karena itu menjadi orang kaya juga penting bagi orang yang iman. Apalagi bisa menjadi pejabat dan pemimpin yang adil sehingga dapat memimpin rakyat dan rakyatnya mau beriman. Di Indonesia semua presidennya Islam semua. Sehingga pengajian, masjid, dan pesantren dapat berdiri bebas. Bayangkan jika kita hidup di negara yang non muslim yang melarang belajar agama Islam. Sehingga jabatan di suatu pemerintahan juga penting. Karena dapat menentukan kebijakan. Asalkan tidak terlalu cinta dunia. Ada satu pernyataan dalam Alquran: 

ذلك بِمَا قدمت يداك وَأَنَّ الله ليس بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ 

Ada dalil tentang jatah miskin dqn kaya bahwa sebenarnya seorang menjadi miskin adalah karena ulahnya sendiri. Karena mereka rata-rata malas bekerja. Suka mengandalkan orang kaya. Orang miskin yang mau bangkit, mau bekerja, dan mau menggerakan tangannya maka akan tercukupi dan insyaAllah bisa kaya. Ini adalah dalil sunatullah. Adapun dalil taqrir (ketetapan) Allah adalah : 

نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياة الدنيا ورفعنا بعضهم فوق بعض درجات ليتخذ بعضهم بعضا سخريا

Bahwa yang membagi semua rezeki adalah Allah Swt. Sebagian ada yang diberikan kaya dan sebagian ada yang diberikan miskin agar semua saling memanfaatkan. Saling tolong menolong. Selanjutnya Allah berfirman: 

ورحمة ربك خير مما يجمعون

Bahwa Rohmad Allah lebih baik daripada apa yang kita kumpulkan. Artinya bagi Allah harta tidaklah ada gunanya karena yang paling penting adalah rohmad Allah. 

Orang yang sudah ditakdir miskin bagaimanapun usahanya masih saja miskin. Sebaliknya orang kaya shodaqah berapapun terkadang sulit melarat. Seperti Abdurahman bin Auf salah satu sahabat Nabi yang paling kaya. Seusai perang Tabuk, seluruh penduduk madinah menanam kurma. Saat panen raya mereka bingung untuk menjualnya. Bahkan sampai kurma itu sampai basi. Banyak barang tidak ada pembeli. 

Oleh Abdurahman bin Auf seluruh kurma itu dibeli semua dengan tujuan untuk menghabiskan uangnya. Walaupun kurmanya basi oleh Abdurahman bin Auf kurma itu dibeli dengan harga normal. Setelah uangnya habis. Dan semua kurma basi terbeli. Lalu ada wabah di Yaman yang obatnya adalah kurma basi dengan harga 10 kali lipat. Sehingga Abdurahman bin Auf tidak bertambah miskin malah bertambah kaya. 

Pesan dari makna dunia adalah permainan dan senda gurau adalah jangan sampai kita menjadikan dunia yang hanya permainan ini menjadi tujuan. Jangan sampai mencari harta kita jadikan sebagai kepentingan hawa nafsu belaka. Tapi Jadikanlah harta sebagai wasilah untuk akhirat.Yang kaya jadilah dermawan dan untuk urusan ubudiyah. Sedangkan yang miskin jadilah sabar dan qanaah. (*)


-Disarikan dari Ngaji Hikam setiap Malam Selasa oleh KH. M. Hasyim Yusuf di Bumi Damai Al-Muhibin 7 Januari 2024


Posting Komentar untuk "Ngaji Hikam Bab Cinta Dunia"