Khutbah : Menyambut Lailatul Qodar


الحَمْدُ للهِ، اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه،وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Di dalam Kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Ghazali, diceritakan bahwa, Suatu ketika Rasulullah bercerita kepada para sahaba tentang seorang Nabi dari kaum Bani Israil. Ia bernama Syam'un Al Ghozi. Seorang Mujahid yang memerangi orang Kafir selama 1000 bulan. Senjatanya adalah Rahang unta. Apabila senjatanya di pukulkan, maka musuh akan terbunuh hingga jumlah yang tak bisa dihitung. Apabila Ia haus, dari senjatanya keluar Air minum. Dan apabila ia lapar, dari senjatanya tumbuh daging yang dapat di makan”.
Karena keberadaan Syam'un yang kuat, orang Kafir Bani Israil menjadi lemah dan mereka mencari cara untuk mengalahkan Syam'un. Disepakatilah satu cara, yaitu membujuk Istri Syam'un dengan imalan harta yang banyak bila istri Syam’un bisa membunuh suaminya. 

Akan tetapi Istri Syam'un enggan dan menjawab , “Maaf saya tidak mampu dan tidak tega untuk membunuh suami ku”. Raja Kafir berkata, “Kalau kamu tidak tidak mampu dan tidak tega, Maka ikatlah tangan dan kaki suamimu saat dia tidur dengan tali yang kuat yang aku berikan”. 

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Pada saat Syam'un Al Ghozi tidur, diikatlah tangan dan kaki nya oleh sang istri. Ketika Syam’un  bangun ia bertanya, “Wahai istriku siapakan yang mengikatku dengan tali ini?”. Istrinya menjawab, “Aku yang mengikatnya, Aku hanya ingin mencoba seberapa kuatkah dirimu”. Syam'un pun menghancurkan tali ikatan istrinya dengan sangat mudah dan Ringan.

Pada malam berikutnya, Istri Syam’un mengikat Syam’un dengan rantai yang leih kuat. Akan tetapi seperti pada malam seelumnya. Syam’un melepasnya dengan sangat mudah dan ringan. Pada akhirnya, Syam’un membocorkan rahasia kekuatannya  yang ada pada 8 helai ramutnya kepada Sang Istri dengan tanpa kecurigaan sedikitpun.

Dan pada malam harinya, ketika Syam'un tidur, di potonglah 8 helai rambut itu oleh Istrinya.  4 helai digunakan untuk mengikat kedua tangannya, dan 4 helai digunakan untuk mengikat kedua kakinya.

Ketika Syam'un terbangun ia bertanya kepada istrinya, “Wahai istriku, Siapakah yang mengikat tangan dan kakiku menggunakan rambutku ini?”.  Istrinya menjawab, “Aku yang mengikatmu, Aku hanya ingin memuktikan apakah benar yang engkau katakana, dan ternyata ucapanmu memang benar”.

Istri Syam'un kemudian melapor kepada Raja Kafir Bani isro'il, Maka datanglah Raja Kafir dan pasukannya. Syam'un diseret dan di bawa ke tempat yang biasa di gunakan untuk menghukum musuh musuh raja. Kedua telinganya dipotong, Kedua matanya dicongkel, kedua bibirnya diiris, Kedua kaki, kedua tangan dan lidahnya di cincang. 

Alloh kemudian memberikan Wahyu kepada Syam'un, tentang apa yang ia inginkan saat ini. . Syam’un menjawab, “Ya Robby, Aku ingin agar kekuatanku Engkau kembalikan, dan akan aku robohkan tiang ini serta  menghancurkan orang-orang Kafir”. 

Allah kemudian mengembalikan kekuatan Syam'un. Ia menggerakkan tubuhnya, maka tiang yang mengikatnya roboh. Semua bangunan istana ikut runtuh. Dan seluruh manusianya termasuk istri Syam’un ikut mati, Syam’un pun selamat, dan Alloh mengembalikan semua potongan tubuhnya seperti sedia kala. 

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Ketika Rosululloh menceritakan kisah Syam'un Al Ghozi ini, Para sahabat menangis karena ingin memiliki amal seperti Syam'un, Akan tetapi secara logika hal itu tidak mungkin karena ummat Muhammad umumnya kecil-kecil, Lemah-lemah, dan usianya pun jarang yang sampai 1000 Bulan atau 83 tahun,  lebih 4 bulan. Maka Turunlah Djibril membawa Surat Al-Qadr :

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ ۛ

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah…
Imam Ghazali di dalam kitab I’anatuththaalibiin juz II halaman 257, dan Imam Hasan al-Syadili di dalam Kitab Hasyiyah ash Shaawi juz IV halaman 337 menuturkan pengalamannya dengan  kalimat syarat yaitu, “Apabila awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka lailatul qodar jatuh pada malam 27”. 
Sementara, di dalam kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi juz I halaman 304, di jelaskan, “Jika awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar jatuh pada malam 25”. 

Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah…
Dengan prediksi-prediksi itu, kita juga patut memperhatikan pendapat Imam Suyuthi yang mengatakan bahwa Lailatul Qadar disamarkan agar kita tidak tebang pilih untuk menghidupkan keseluruhan bulan Ramadhan.

As-Syekh Ibnu Hajar al-Asqolani juga mengutip apa yang dikatakatan oleh Sayidina Umar bin Khatab, bahwa ada 6 perkara yang disemunyikan Alloh di dalam 6 perkara, diantaranya adalah Alloh menyembunyikan Malam Lailatul Qadr di dalam malam-malam Bulan Ramadan”. Sehingga kita tidak memilih-milih hari untuk beribadah selama bulan Ramadan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذكْرِ الْحَكِيْم وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ 
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Posting Komentar untuk "Khutbah : Menyambut Lailatul Qodar "